Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Polemik Foto Gunung Gede Pangrango yang Dituduh Arbain Rambey Tempelan

Kompas.com - 19/02/2021, 06:35 WIB
Sandro Gatra

Editor

Dino tak menampik ada yang lebih berkapasitas daripada dirinya.

“Cuma saya pribadi bisa bilang ini berdasarkan analisa bukan sekadar melihat,” tambah Dino.

Penjelasan Ari dan pengecekan data foto dalam program Kamar Gelap bisa disimak dalam video di bawah ini.

Arbain melebar

Arbain belakangan tidak lagi mempertahankan argumennya soal penggabungan dua foto seperti tuduhan awal.

Masih dalam twitnya, Arbain menyinggung perbedaan warna dari foto asli dan foto hasil editan.

Arbain mengunggah dua foto yang dibagikan Ari di medsos. Satu foto belum diedit, satu foto hasil editan di Adobe Lightroom.

Komposisi kedua foto sama, hanya berbeda warna.

"Duh...masih banyak yang tetap marahin aku nih....
Okelah, gini, kalau dari awal foto kiri yang didiskusikan, diskusinya akan sangat berbeda....tak ada "keanehan" sama sekali di situ....," kata Arbain.

Netizen kemudian mempertanyakan twit awal Arbain soal cap "tempelan".

Arbain menjawab, "Dan itu ya tempelan, wong aslinya gak gitu."

Sontak, sebagian netizen membagikan tangkapan layar pernyataan Arbain sebelumnya bahwa foto Ari itu hasil penggabungan dua foto alias foto "bo'ongan".

Sebab, tuduhan Arbain itu yang menjadi duduk masalah, bukan soal pengeditan warna.

Netizen ingin Arbain fokus pada masalah "penggabungan dua foto", bukan soal editan warna.

Ari ingin polemik selesai

Ari merasa nama baik dan kariernya tercemar. Meski demikian, ia ingin masalah ini cepat selesai.

Permintaannya, Arbain menghubungi jika memiliki itikad baik.

Halaman:


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com