Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Jakarta Buat Kawasan Elite Kemang Berubah Bak Sungai Kumuh...

Kompas.com - 21/02/2021, 07:16 WIB
Ihsanuddin,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banjir di Jakarta bisa merendam daerah mana saja, termasuk di kawasan elite Kemang, Jakarta Selatan. Meski dipenuhi restoran dan hotel mewah, daerah ini memang kerap menjadi langganan banjir tiap tahun. Namun banjir tahun ini disebut menjadi yang terparah.

Pada Sabtu (20/2/2021) kemarin, Jalan Kemang Raya kembali terendam banjir. Ruas jalan yang banjir terbentang sepanjang 300 meter. Tinggi banjir bervariasi, paling dalam diperkirakan mencapai dua meter.

Pantauan kompas.com, bangunan di ruas jalan itu ikut terendam banjir, mulai dari bank, minimarket, apartemen, hingga hotel dan restoran mewah. Sejumlah pegawai dan warga terjebak dan harus menunggu perahu karet untuk melintas untuk keluar dari lokasi banjir.

Baca juga: Pegawai Apartemen Kemang: Banjir Tahun Ini Paling Parah, Sampai Masuk Lobi dan Basement


Puluhan mobil juga ikut terendam, baik yang ada di pinggir jalan maupun yang terdapat di area parkir. Puluhan mobil itu dievakuasi satu per satu dengan ditarik menggunakan mobil Offroad.

Banyak diantaranya bisa disebut mobil mewah, mulai dari Toyota Alphard hingga Mercedes Benz.

Kawasan Kemang Raya yang dikenal sebagai kawasan elite itu telah berubah layaknya sungai coklat di kawasan kumuh.

Paulus dan istri terjebak banjir di Hotel Sotis, Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, Sabtu (20/2/2021).KOMPAS.com/Ihsanuddin Paulus dan istri terjebak banjir di Hotel Sotis, Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, Sabtu (20/2/2021).

Tamu Hotel dan Penghuni Apartemen Dievakuasi

Sejumlah tamu hotel mewah di Jalan Kemang Raya pun turut menjadi korban banjir dan dievakuasi petugas menggunakan perahu karet. Ini salah satunya dialami oleh Paulus (57) dan istrinya.

Ia menginap salah satu hotel sejak Jumat (19/2/2021) malam. Ia sempat meninggalkan hotel menjelang tengah malam.

Saat hendak kembali ke hotel Sabtu dini hari pukul 02.00 WIB, ia pun terkejut karena jalanan sudah terendam banjir.

Baca juga: Menginap di Hotel di Kemang, Warga Malah Terjebak Banjir

"Akhirnya kami begadang di McD sampai pagi," cerita Paulus kepada Kompas.com, Sabtu (20/2/2021).

Kondisi banjir di Jalan Kemang Raya, Sabtu (20/1/2021) sore pukul 16.30 WIB. KOMPAS.com/Ihsanuddin Kondisi banjir di Jalan Kemang Raya, Sabtu (20/1/2021) sore pukul 16.30 WIB.

Paulus dan istri baru kembali ke hotel Sabtu setelah ada petugas yang bersiaga dengan perahu karet.

Pada Sabtu siang, ia sudah check out dari hotel.

Sambil menenteng koper, ia kembali menumpang perahu karet petugas karena banjir yang belum surut.

Meski menjadi korban banjir, Paulus mengaku tidak menyesal telah menginap di hotel tersebut. Ia justru menikmati pengalaman menaiki perahu karet di tengah lautan air berwarna coklat. Momen itu justru ia abadikan melalui video.

Baca juga: Banjir di Kemang Mulai Surut Setelah Dipompa ke Kali Krukut

Paulus juga bersyukur karena sempat keluar hotel pada malam hari sehingga mobilnya tidak ikut terendam banjir.

"Kalau saya tidak keluar dan mobil ditaruh di basement, sudah habis mobil saya," kata dia.

Sementara itu, sebuah apartemen yang juga terendam banjir mengerahkan petugas dengan perahu karet.

Fasilitas itu bisa digunakan oleh penghuni apartemen yang terpaksa harus ke luar rumah saat banjir menerjang.

Baca juga: Banjir di Jalan Raya Kemang, Hotel dan Restoran Mewah Ikut Terendam

Namun, warga penghuni apartemen yang memanfaatkan fasilitas itu hanya sedikit. Lebih banyak penghuni yang memilih tetap di berada di unitnya.

Perahu karet itu pun akhirnya turut digunakan untuk membantu warga lainnya di lokasi banjir yang hendak melintasi banjir tersebut.

Banjir Paling Parah

Pegawai apartemen itu, Jamal (35), menyebut perahu karet itu disiapkan karena apartemen tempatnya bekerja memang kerap dilanda banjir setiap tahunnya. Namun, ia menyebut banjir tahun ini adalah yang terparah.

Jamal yang sudah bekerja selama sepuluh tahun di apartemen tersebut, mengaku baru kali ini air begitu tinggi sampai menggenangi basement dan lobi.

Banjir di Jalan Kemang Raya, Jakarta Pusat,  mulai surut setelah genangan air dipompa ke Kali Krukut, Sabtu (20/2/2021) malam.KOMPAS.com/Ihsanuddin Banjir di Jalan Kemang Raya, Jakarta Pusat, mulai surut setelah genangan air dipompa ke Kali Krukut, Sabtu (20/2/2021) malam.

"Biasanya hanya di jalan, paling masuk sedikit ke luar lobi. Sekarang sampai masuk ke dalam lobi dan basement," kata Jamal saat berbincang dengan Kompas.com dari atas perahu karet.

Menurut Jamal, banjir di Jalan Kemang Raya itu mulai terjadi Sabtu dini hari mulai pukul 02.00 WIB. Setelah itu, debit air terus meningkat hingga setinggi dua meter lebih.

"Sudah mau sempat surut, tapi tadi pagi hujan deras lagi. Air malah tambah naik," kata dia.

Disedot Pakai Tiga Pompa

Hingga Sabtu malam, banjir masih menggenangi Jalan Kemang Raya.

Meski demikian, mobil pompa sudah dikerahkan untuk menyedot air ke Kali Krukut.

Petugas dari Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Agus Salahudin mengatakan, pemompaan air ke Kali Krukut ini dimulai pukul 17.00 WIB.

Baca juga: Anies: Banjir di Jakarta Dampak Air Kiriman dari Depok

"Kami baru mulai pompa sore karena kali Krukut ini juga baru surut. Tadi airnya masih tinggi jadi kalau dipompa juga percuma," kata Agus.

Ada 3 unit mobil pompa yang dikerahkan untuk menyedot air. Dua diantaranya bisa menyedot 400 liter air per detiknya. Sementara satu pompa lainnya bisa menyedot hingga 350 liter per detik.

Dua jam setelah pompa dioperasikan, ketinggian air di Jalan Kemang Raya sudah menurun. Ini terlihat dari sebuah mobil yang tadinya terendam hingga kaca, kini hanya terendam sebatas bagian pintunya

Namun menurut Agus, Jalan Kemang Raya baru akan bebas dari genangan pada Minggu pagi.

"Kita targetkan besok sebelum matahari terbit, air sudah benar-benar surut. Jadi pagi diharapkan sudah bisa dilalui kendaraan," katanya.

Setelah genangan air di Jalan beres, Dinas SDA juga akan membantu menyedot genangan di basement gedung hotel dan apartemen.

Luapan Kali Krukut

Banjir yang hampir tiap tahunnya melanda kawasan Kemang ini dinilai merupakan imbas dari permasalahan tata ruang. Kawasan itu mengalami pembangunan pesat, namun tak sesuai tata ruang.

Dalam Rencana Umum Tata Ruang 2005 (1985-2005), kawasan yang menjadi bagian daerah aliran Sungai Krukut ini ditetapkan sebagai kawasan permukiman dengan pengembangan terbatas karena fungsinya sebagai daerah resapan air.

Kenyataannya, saat ini Kemang dikenal sebagai kawasan komersial yang dipadati kafe, restoran, dan hotel.

Namun karena sudah "ditakdirkan" sebagai daerah resapan air, Kemang pun menjadi daerah yang rawan banjir.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut banjir yang menggenangi sejumlah titik di Jakarta, termasuk di Kemang, merupakan imbas dari luapan kali Krukut. Menurut dia, kali itu meluap karena air kiriman dari Depok.

“Di hulunya terjadi curah hujan yang sangat tinggi tercatat 136 mm/hari. Kemudian lintas airnya melewati dua sungai, satu kali Mampang dan dua Kali Krukut. Jadi saat ini adalah dampak dari air kiriman dari kawasan tengah sekitar Depok,” ujar Anies.

Anies megatakan, saat ini seluruh jajaran Pemprov DKI telah melakukan upaya untuk membersihkan sampah di aliran sungai.

Pemprov juga mengerahkan pompa mobile baik di kawasan Sudirman maupun di Kemang yang menjadi aliran kali Krukut untuk selanjutnya dialirkan ke Banjir Kanal Barat (BKB).

Namun, ia mengakui pemompaan ini memang harus menunggu karena BKB masih menampung kiriman air dari daerah hulu.

“Banjir Kanal Barat permukaan airnya masih tinggi. Karena air dari Sungai Ciliwung masih mengalir masuk ke kota. Jadi saat ini memang Jakarta sore ini, masih menerima aliran dari kawasan Selatan. Itu Depok maupun puncak. Kalau itu sudah reda InsyaAllah lebih terkendali,” kata Anies, kemarin sore.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com