Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Notaris Nakal, Pemain Kunci Mafia Tanah

Kompas.com - 22/02/2021, 07:11 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SERTIFIKAT rumah milik ibu mantan Duta Besar RI di Amerika Serikat yang juga pernah menjadi Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal tiba-tiba raib.

Setelah dicek, sertifikat telah beralih nama ke orang lain. Diduga ada sindikat raksasa yang bekerja, menyasar rumah mewah yang pemiliknya lanjut usia.

Penelusuran program Aiman menuju pada sebuah rumah di kawasan Jalan Antasari, Jakarta Selatan. Perumahan Mewah, di dalam klaster eksklusif. Executive Paradiso namanya.

Banyak ekspatriat yang tinggal di kompleks perumahan ini. Selain lahannya luas, 500 meter persegi ke atas, fasilitasnya juga wah.

klaster ini tak seperti klaster biasa. Kolam renangnya nyaris seukuran kolam renang olimpiade. Ada juga kolan renag biasa, lapangan tenis indoor, dan taman bermain anak-anak.

Harga satu rumah berkisar Rp 15-20 miliar. Salah satu rumah di sana adalah milik ibunda Dino Patti Djalal, Jurni Hasyim Djalal.

Yang janggal, sertifikatnya berpindah tangan tiba-tiba.

Baca juga: Polisi Tangkap 15 Tersangka Mafia Tanah yang Tipu Ibu Dino Patti Djalal, Salah Satunya Fredy Kusnadi

"Mereka menjadikan Ibu saya yang sudah 84 tahun menjadi korban," kata Dino kepada saya di Program Aiman, Kompas TV,  tayang Senin (22/2/2021) pukul 20.00.

Ternyata rumah ini bukanlah satu-satunya jadi jadi sasaran para mafia. Ada 4 rumah lain yang mengalami nasib serupa.

Data ini saya dapatkan dari Dino Patti Djalal. Polisi tengah menyelidiki kasus tiga rumah lain milik ibunda Dino.

"Ibu saya memang bisnis rumah, dari yang pertama kali dia miliki di (Jalan) Radio Dalam (Jakarta Selatan)," tutur Dino.

Baca juga: Versi Polisi, Ini Peran Fredy Kusnadi dalam Kasus Mafia Tanah Ibu Dino Patti Djalal

Menurut Dino, polanya sama. Ada beberapa sertifikat dikuasakan pada nama sejumlah famili dari kelompok mafia ini.

Kasus ini terbongkar ketika salah satu famili Dino menyampaikan laporan kepada keluarga Dino bahwa dirinya sedang didekati sejumlah orang, di antaranya adalah broker (agen penjual) rumah yang sudah beberapa tahun kenal dengan Ibunda Dino.

Mereka menawarkan kongkalikong dengan pembagian uang yang luar biasa besar. Syaratnya hanya uang muka sebagian kecil, lalu sertifikat diberikan, dan bak sulap, langsung berpindah nama.

Setelah berpindah nama, sertifikat diagunkan di sebuah koperasi di Jakarta Utara untuk mendapatkan uang pinjaman yang kelak dibagi-bagikan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com