JAKARTA, KOMPAS.com - Masjid Istiqlal, yang berdiri pada 22 Februari 1978 atau 43 tahun yang lalu, dianggap sebagai simbol toleransi antaragama.
Makna toleransi yang dilekatkan kepada Masjid Istiqlal tak cuma karena berlokasi di seberang Gereja Katedral di Jakarta Pusat.
Alasan lain adalah sosok di balik perancang desain Masjid Istiqlal bernama Friedrich Silaban.
Baca juga: Sejarah Hari Ini, 22 Februari 1978, Istiqlal Berdiri Setelah 23 Tahun Dibangun
Situs Jakarta Tourism menjelaskan, Friedrich adalah seorang Kristen Prostestan yang dipilih oleh Presiden Soekarno untuk merancang Masjid Istiqlal.
Pemilihan tersebut terjadi lewat sayembara oleh Soekarno pada 1955.
Putra Friedrich, Panogu Silaban, mengisahkan awal mula sang ayah memutuskan untuk ikut sayembara tersebut.
Dia menjelaskan bahwa Friedrich, yang memiliki kedekatan ke Soekarno, meminta izin sang Presiden untuk turut berpartisipasi pada sayembara.
"Dia (Friedrich) pernah bertanya kepada Soekarno langsung: 'Ini mau ngadain sayembara Istiqlal loh? Saya ikut enggak ya?' Mereka memang dekat ya. Lalu (Soekarno jawab): 'Tapi kalau ikut harus pakai nama samaran. Kalau enggak, enggak ada yang mau milih'," kata Panogu dalam wawancara dengan tayangan SINGKAP Kompas TV pada akhir Februari 2018.
Dijelaskan Panogu, ayahnya memang kerap mengikuti sayembara dengan nama samaran berupa moto.
"Setiap kali sayembara itu pakai nama-nama samaran, motto istilahnya. Pernah ada satu sayembara, (Friedrich) pakai (nama) 'Bhinneka Tunggal Ika' motonya. Juga pernah pakai 'Kemakmuran'. Lalu, untuk Istiqlal ini motonya 'Ketuhanan'," paparnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.