Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita 3 Pemuda Disabilitas Jatuh Bangun Pertahankan Kedai Kopi di Tengah Pandemi...

Kompas.com - 22/02/2021, 19:57 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah anjuran menjaga jarak saat pandemi Covid-19 membuat sejumlah bisnis kuliner banyak kehilangan pengunjung.

Tidak terkecuali kedai kopi bernama Kito Rato yang berlokasi di area Pasar Granada BSD di Rawa Buntu, Tangerang Selatan.

Bisnis yang dijalani tiga pemuda difabel yakni Wahyu Alistia, Saldi Rahman, dan Rendi Agusta, sepi pembeli di tengah ramainya kendaraan yang melintas.

Wahyu Alista menceritakan, bisnis kopi berkonsep food truck dengan VW Kombi yang disulap serupa meja barista mengalami penurunan sejak awal adanya pandemi Covid-19.

"Intinya hampir 50 persen dari sebelum dan ada pandemi Covid-19," ujar pria yang akrab disapa Alis saat dihubungi, Senin (22/2/2021).

Baca juga: Kisah Pilot Jadi Pedagang Mi Ayam Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

Apalagi tidak adanya event pada akhir pekan saat ini pun membuat ketiganya harus menghembuskan napas panjang.

Padahal momen itulah yang dijadikan Alis dan kedua rekannya untuk meraup keuntungan di luar terparkirnya VW kombi.

"Acara-acara saat akhir pekan sudah tidak ada, car free day dan sebagainya. Sekarang cuma ada di mobil dan toko di Gang Masjid, Tangerang Selatan," kata dia.

Meski diterpa pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat mereka untuk tetap bertahan dalam bisnis tersebut.

Baca juga: Banyak PHK Selama Pandemi, Jokowi: Buat Pekerja Kembali Bekerja

Setelah hampir satu tahun beradaptasi dengan kondisi saat ini, mereka dapat melahirkan taktik pendapatan.

Kini, mereka memberikan layanan jemput bola dengan pesan melalui online.

"Alternatif pesanan online. Kalau yang terjangkau kita antar," kata Alis.

Adapun harga untuk satu gelas kopi Kito Rato tidak terlalu mahal, berkisar Rp 15.000 hingga Rp 25.000 sesuai ukuran.

Rekan Alis, Rendi Agusta mengungkapkan kalau cara pesan online itu dapat mendongkrak penurunan omset di tengah pandemi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com