Oleh karena itu, warga yang terdampak banjir mencari air ke rumah-rumah warga yang tidak terdampak di sekitar RW tersebut.
Selain itu, lanjut Yeni, ada salah seorang warga yang meminta WC mobile kepada pihak kelurahan setempat.
Akan tetapi, Yeni mengatakan bahwa aliran air di WC mobile yang pertama kali dikirim oleh pihak kelurahan itu sempat mati.
Kemudian, sejak aliran listrik kembali menyala pada Minggu siang, Yeni dan korban banjir lainnya bisa mendapatkan air bersih.
Korban banjir lain, Yoyoh, mengaku, kebutuhan air bersih untuk mencuci pakaian di tempat evakuasi itu sudah tercukupi.
Begitu pula dengan tempat menjemur atau ruang untuk mencuci.
Akan tetapi, lanjut dia, warga yang mengungsi di tempat tersebut tidak mendapatkan persediaan sabun pakaian.
Yoyoh mengaku merasa kerepotan karena tidak disediakan sabun pakaian.
"Semua bawa sendiri. (Seperti) deterjen sama pelembut, itu bawa sendiri. Ya repot lah, kami keadaan lagi kayak begini, tapi beli sendiri," papar dia.
Wilayah itu masih terendam banjir karena aliran Sungai Cirarab yang melintas di dekat kelurahan tersebut terhambat.
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan, luapan dari sungai tersebut menjadi penyebab sejumlah titik di Kelurahan Periuk terendam banjir.
Oleh karenanya, lanjut Arief, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Tangerang telah meninjau sungai tersebut pada Senin.
“Ada laporan ke saya bahwa di sepanjang Sungai Ciracab itu banyak tanaman yang menghambat aliran sungai itu,” tutur Arief kepada awak media, Selasa.
Kepala BPBD Kota Tangerang Deni Koswara mengatakan, pihaknya dan Dinas PUPR Kota Tangerang telah membersihkan sejumlah sampah tanaman yang menghambat aliran sungai tersebut.
Selain itu, kata Deni, Sungai Sarakan yang menyambung ke Sungai Cirarab juga ditemukan banyak endapan lumpur.
Sehingga, Deni mengaku bahwa Sungai Sarakan perlu dinormalisasi.
Arief juga mengatakan, lumpur yang mengendap di Sungai Sarakan perlu dinormalisasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.