Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Hari Berlalu, Banjir di Periuk Kota Tangerang Masih 3 Meter, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 24/02/2021, 10:03 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Banjir masih merendam sejumlah rukun warga (RW) di Kelurahan Periuk, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, Banten sejak Sabtu (20/2/2021) hingga Selasa (24/2/2021).

Beberapa RW yang masih terendam banjir hingga kemarin adalah RW 008 dan RW 011.

Maria Magdalena (60), warga RW 008, mengatakan bahwa banjir di lingkungannya belum surut sepenuhnya.

"Iya nih belum surut semua banjirnya dari Sabtu (20/2/2021)," kata Maria ketika ditemui, Selasa siang.

Meski demikian, lanjut Maria, banjir di wilayah RW tersebut sudah surut 50 sentimeter, sehingga ketinggian banjir yang ada mencapai 3 meter pada Selasa siang.

Baca juga: 4 Hari Berlalu, Banjir 3 Meter Masih Rendam Kelurahan Periuk Kota Tangerang

Maria menambahkan, banjir terendah di lingkungannya diketahui setinggi 30 sentimeter.

"Semakin ke dalam perumahan, dekat sama Jalan Sejahtera, itu banjirnya yang dalam. Soalnya emang jalan di sana rendah," tutur dia.

Handika (29), seorang warga RW 011, mengatakan bahwa banjir di wilayahnya sudah berangsur surut beberapa hari belakangan ini.

"Di rumah saya tinggal sekitar 150 sentimeter. Ada sih beberapa rumah yang 2 meter juga, tapi belakangan ini udah mulai surut," urai Handika ketika ditemui, Selasa siang.

Handika berujar, ia hendak mengangkut perabotan di rumahnya bila banjir berangsur surut.

Sebab, imbuh dia, masih banyak barang elektronik di rumahnya yang belum sempat ia angkut sejak Sabtu pekan lalu.

"Lemari es, terus televisi, sama beberapa barang lain yang udah sempet saya angkut Sabtu kemaren, mau saya ambil nanti kalo banjirnya surut," ungkap pria 29 tahun itu.

Pembangunan jembatan apung

Sebuah jembatan apung baru disiapkan untuk membantu mobilitas warga yang kediamannya terendam banjir RW 008, Selasa pagi.

Salah seorang warga RW tersebut, Obi (34), mengatakan bahwa jembatan apung yang dibentangkan itu memiliki panjang 100 meter.

"Iya, ini jembatan apung baru dibangun pagi ini. Saya sendiri sih sudah pakai," ungkap Obi ketika ditemui, Selasa siang.

Baca juga: 4 Hari Banjir di Periuk Kota Tangerang, Pemkot Baru Siapkan Jembatan Apung untuk Mobilitas Warga

Ia mengaku menggunakan jembatan tersebut untuk meninjau rumahnya yang terendam banjir pada Selasa pagi.

Sebab, dia sama sekali belum pernah melihat kediamannya sejak terendam banjir pada Sabtu lalu.

"Rumah saya agak masuk ke perumahan. Jadi, banjirnya emang tinggi kemarin-kemarin. Pas saya tadi lihat, ya kotor sih rumah saya," tutur dia.

Camat Periuk Maryono mengungkapkan, jembatan itu dibangun oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Tangerang.

Maryono berujar, jembatan apung itu disediakan untuk warga yang hendak mengakses rumah masing-masing yang terendam banjir.

"Iya ini dibangun oleh DPUPR. (Jembatan tersebut) sudah mulai digunakan oleh warga," kata Maryono ketika ditemui, Selasa siang.

Pengungsi belum mendapat obat-obatan

Warga RW 008 yang mengungsi karena kediamannya terendam banjir belum mendapatkan obat-obatan sejak Minggu (21/2/2021).

Salah seorang warga RW tersebut, Yeni Apriyani, mengatakan, ia tinggal di pengungsian yang disediakan pemerintah, yaitu di Masjid Al-Jihad, sejak Minggu siang.

Yeni berujar, Pemerintah Kota Tangerang belum pernah mengirimkan obat-obatan jenis apa pun ke tempat evakuasi tersebut.

Baca juga: 4 Hari Banjir, Warga Periuk Kota Tangerang Sebut Tak Ada Bantuan Obat di Pengungsian

Padahal, terdapat beberapa posko instansi pemerintah yang berada di dekat tempat tersebut, seperti posko Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang dan Dapur Umum Polresta Metro Tangerang Kota.

"Makanan sama yang lain aman, tapi obat-obatan belum pernah dikirimin, khawatir juga kalau anak-anak saya kena gatal-gatal gitu," tutur dia.

Menurut Yeni, hal itu tidaklah efektif. Sebab, banyak warga sekitar, termasuk Yeni, yang memiliki kendala dalam hal transportasi.

"Motor atau mobil kan susah. Kalau ngambil sendiri, ya repot juga," ucap dia.

Warga lainnya, yaitu Wahid, juga mengungkapkan hal serupa. Dia mengungkapkan, keluarganya belum pernah menerima obat-obatan dari pemerintah setempat.

Padahal, imbuh Wahid, obat-obatan merupakan salah satu keperluan yang penting di tengah bencana banjir.

"Ya yang penting obat sih. Buat anak-anak juga kan. Takut mereka kenapa-kenapa," ucap dia.

Sempat kesulitan mencari air bersih

Selain belum mendapat obat-obatan, mereka juga sempat kesulitan mencari air bersih.

Yeni mengatakan, aliran listrik di tempat evakuasi yang berada di Masjid Al-Jihad sempat dimatikan sejak Sabtu hingga Minggu siang.

Sebab, kata dia, wilayah masjid tersebut sempat digenangi air.

"Kemarin (Minggu), sekitar jam 14.00 WIB lah air baru kering. Nah, itu baru listrik nyala," kata Yeni ketika ditemui di lokasi pengungsian, Selasa.

Karena aliran listrik yang sempat dimatikan itu, pengungsi kesulitan untuk mencuci pakaian kotor hingga membersihkan diri pada Minggu pagi.

"Listrik mati total. Toilet dikunci, ya enggak ada yang bisa dapat air bersih," ujar dia.

Oleh karena itu, warga yang terdampak banjir mencari air ke rumah-rumah warga yang tidak terdampak di sekitar RW tersebut.

Selain itu, lanjut Yeni, ada salah seorang warga yang meminta WC mobile kepada pihak kelurahan setempat.

Akan tetapi, Yeni mengatakan bahwa aliran air di WC mobile yang pertama kali dikirim oleh pihak kelurahan itu sempat mati.

Kemudian, sejak aliran listrik kembali menyala pada Minggu siang, Yeni dan korban banjir lainnya bisa mendapatkan air bersih.

Korban banjir lain, Yoyoh, mengaku, kebutuhan air bersih untuk mencuci pakaian di tempat evakuasi itu sudah tercukupi.

Begitu pula dengan tempat menjemur atau ruang untuk mencuci.

Akan tetapi, lanjut dia, warga yang mengungsi di tempat tersebut tidak mendapatkan persediaan sabun pakaian.

Yoyoh mengaku merasa kerepotan karena tidak disediakan sabun pakaian.

"Semua bawa sendiri. (Seperti) deterjen sama pelembut, itu bawa sendiri. Ya repot lah, kami keadaan lagi kayak begini, tapi beli sendiri," papar dia.

Penyebab banjir tak kunjung surut

Wilayah itu masih terendam banjir karena aliran Sungai Cirarab yang melintas di dekat kelurahan tersebut terhambat.

Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan, luapan dari sungai tersebut menjadi penyebab sejumlah titik di Kelurahan Periuk terendam banjir.

Oleh karenanya, lanjut Arief, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Tangerang telah meninjau sungai tersebut pada Senin.

“Ada laporan ke saya bahwa di sepanjang Sungai Ciracab itu banyak tanaman yang menghambat aliran sungai itu,” tutur Arief kepada awak media, Selasa.

Kepala BPBD Kota Tangerang Deni Koswara mengatakan, pihaknya dan Dinas PUPR Kota Tangerang telah membersihkan sejumlah sampah tanaman yang menghambat aliran sungai tersebut.

Selain itu, kata Deni, Sungai Sarakan yang menyambung ke Sungai Cirarab juga ditemukan banyak endapan lumpur.

Sehingga, Deni mengaku bahwa Sungai Sarakan perlu dinormalisasi.

Arief juga mengatakan, lumpur yang mengendap di Sungai Sarakan perlu dinormalisasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com