Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Truk Logistik ACT untuk Korban Banjir di Bekasi Terhadang Rombongan Jokowi

Kompas.com - 24/02/2021, 16:20 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Distribusi logistik bagi korban banjir luapan Sungai Citarum di 9 desa di Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, dilaporkan terhadang rombongan yang menyertai kedatangan Presiden RI Joko Widodo.

Distribusi terhadang sejak sekira pukul 09.00 hingga rombongan pulang sekitar pukul 15.30 WIB tadi. 

"Hari ini sebetulnya kita ada 10 truk logistik, tapi tertahan oleh pasukannya Pak Presiden," kata Kepala Cabang Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kabupaten Bekasi Linceu Deviyanti kepada Kompas.com, Rabu (24/2/2021).

"Kemarin kita itu dipinjamkan perahu Satpol PP. Hari ini kita bawa perahu sendiri tapi terhadang pasukannya presiden, jadi tidak bisa masuk," jelasnya.

Baca juga: Sungai Cikeas Tersumbat, Berpotensi Jadi Penyebab Banjir di Bekasi

Presiden Jokowi dilaporkan akan meninjau desa-desa yang terdampak banjir akibat luapan Sungai Citarum di Pebayuran siang ini.

Kemarin, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil beserta Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja telah melakukan hal serupa dan menginstruksikan penanganan darurat di sana.

Linceu menyebutkan, distribusi logistik ini sangat penting karena masih banyak warga yang terjebak dan terisolasi di kediaman mereka akibat banjir yang belum surut sepenuhnya sejak 3 hari lalu.

Terlebih, di dalam rumah-rumah di desa-desa itu, ada kelompok lansia yang kesulitan untuk mengevakuasi dirinya sendiri.

Baca juga: Banjir di Pebayuran Bekasi Berangsur Surut, Airnya Kini Melimpah ke Cabangbungin

"Tidak mungkin jalan kaki karena akan terbawa hanyut kita. Jadi mau tidak mau kita kasih logistik ke dalam," ujar Linceu.

"Kemarin saja ada yang stroke, kan tidak bisa ke mana-mana. Ada yang kakek-kakek, diam saja di dalam, kebayang enggak kalau kita enggak datang? Sampai mereka bilang belum ada bantuan selain dari ACT, karena mungkin yang lain enggak sampai ke dalam, tidak sampai ke yang tidak terjangkau," jelasnya.

Linceu menuturkan, 500 boks nasi siap makan yang kadung dibawa oleh pihaknya terpaksa dibagikan ke warga sekitar tempat mereka terhadang rombongan Jokowi, supaya tidak mubazir.

"Dibagikan lalu langsung dimakan sama orang yang di situ juga, memang di Pebayuran juga, tapi bukan di titik yang kita mau awalnya," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com