Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Hari Vaksinasi Covid-19 untuk Wartawan...

Kompas.com - 28/02/2021, 07:19 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

Kartu verifikasi diminta oleh petugas, lalu petugas mencetak selembar kertas "kartu vaksinasi Covid-19".

"Keterangan: pasien pulang sehat. Pelaksanaan dosis kedua akan diumumkan Dewan Pers," begitu tertulis dalam lembar itu.

Total, saya menghabiskan 1 jam 51 menit untuk seluruh tahapan vaksinasi Covid-19 kemarin.

Ruang untuk perbaikan

Apa yang saya alami lebih baik ketimbang beberapa wartawan yang kebagian jatah vaksinasi Covid-19 pada hari pertama, Kamis lalu.

Seorang wartawan, Naufal, menghabiskan waktu 4 jam 3 menit untuk mengikuti seluruh tahapan, terhitung sejak ia datang pukul 10.17 sampai pulang pukul 14.20.

"Menurutku, itu ramai sekali karena banyak wartawan yang dapat jam 08.00-10.00 tapi mereka datang terlambat, sehingga berpengaruh ke kloter saya," jelas Naufal yang kebagian kloter pukul 10.00-12.00 itu.

Membludaknya jumlah itu, menurut dia, tidak diimbangi dengan jumlah petugas data dan registrasi.

Bagian paling lama dalam proses vaksinasi Covid-19 selama 3 hari ini, memang, tersita pada antrean menunggu verifikasi data.

Lambatnya vaksinasi hari perdana juga mungkin dipengaruhi oleh beberapa hal nonteknis lain.

Tri, wartawan lain, menyinggung soal kedatangan Presiden RI Joko Widodo dan hujan yang sempat turun.

"Saya sempat antre di depan (di luar tenda) lumayan lama karena Paspampres berbenah alat detektor setelah Presiden datang meninjau," ujarnya.

"Sekitar pukul 10.40-10.50 mulai hujan deras kan, ada beberapa area tenda yang bocor dan tempias dari luar tenda. Peserta sempat geser-geser bangku dari barisan, petugas sibuk mengangkut alat elektronik," Tri menjelaskan.

Di luar itu, masih ada ruang bagi perbaikan dalam penyelenggaraan vaksinasi Covid-19.

Salah satunya ialah soal ketidakseragaman penyampaian informasi soal vaksinasi Covid-19 dosis kedua, yang seharusnya dilakukan pada hari ke-14 hingga 28, sejak penyuntikan pertama.

Tri diberi tahu secara komplet soal lokasi dan jadwal penyuntikan kedua, baik melalui kartu vaksinasi Covid-19 maupun via SMS.

Wartawan lain, Ardito, menerima pula informasi semacam itu namun secara parsial.

"Cuma ditulis tanggal sama kecamatannya, tidak diberi tahu lokasi persisnya di mana," ujarnya.

Sementara itu, saya tidak menerima sama sekali informasi soal penyuntikan dosis kedua, selain keterangan bahwa jadwal tersebut akan diumumkan lebih lanjut oleh Dewan Pers.

Hal yang saya alami juga dialami Naufal, yang hingga kini--2 hari sejak menerima dosis pertama--belum menerima informasi apa pun soal penyuntikan berikutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com