Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran di Bekasi, Warga Tak Sempat Selamatkan Benda, Pemadaman Butuh Waktu Semalaman

Kompas.com - 11/03/2021, 19:05 WIB
Vitorio Mantalean,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Kebakaran di Jalan Diponegoro, Kabupaten Bekasi, yang berbatasan dengan Kota Bekasi, pada Rabu (10/3/2021) sore menghanguskan sejumlah lapak kayu palet, rongsokan, dan beberapa bangunan lain.

Pemadaman api memakan waktu lama karena para pemadam terhambat akses jalan yang macet, sulitnya sumber air, dan angin yang bertiup kencang serta situasi lapangan yang dipenuhi barang-barang mudah terbakar.

Dikutip dari Tribun Jakarta, sedikitnya 10 bangunan semipermanen ludes dilalap api dan rata dengan tanah.

Insiden kebakaran itu dilaporkan terjadi sekitar pukul 17.30 WIB dan butuh waktu semalaman untuk pemadaman dan pendinginan.

Yusrha (36), seorang warga sekaligus pengusaha ban dan pelek, mengaku mengalami kerugian besar karena tak sempat menyelamatkan banyak benda.

"Sekitar 95 persen habis, enggak sempat dikeluarin, cuma sedikit yang berhasil diselamatkan," kata dia kepada wartawan, Kamis (11/3/2021) sore.

Baca juga: Lapak Kayu dan Rongsokan di Perbatasan Kota-Kabupaten Bekasi Terbakar, 7 Mobil Damkar Dikerahkan

"Ban baru, pelek baru, kalau ditotal lebih kurang (kerugian) Rp 500 juta ada. Ban seken juga ada yang terbakar duluan. Ini tempat tinggal juga, gudang saya di belakang," ungkap Yusrha.

Yusrha yang mengaku sudah enam tahun bermukim di sana menyebutkan, tak jelas api pertama kali menyulut dari mana.

"Informasinya beda-beda," ujarnya.

Yang ia tahu, api dengan cepat membesar dan merambat.

Siti Haya (50) juga menuturkan hal yang sama.

"Awalnya saya tidak tahu, orang mau maghrib, pada di dalam semua. Tiba-tiba pas saya keluar, api sudah membesar," kata Siti, Kamis.

Baca juga: Kebakaran Lapak di Bekasi Belum Padam, Damkar Terhambat Macet dan Kesulitan Air

Ia menjelaskan, begitu ia membuka pintu belakang rumahnya, asap sudah mengepul tebal, dengan warna hitam pekat, serta langsung membuat matanya pedih.

"Saya takutnya roboh saja ini bangunan. Saya lebih memilih menyelamatkan diri tidak bawa apa-apa," ujar Siti yang usaha kayu paletnya ludes dilalap api.

"Kalau saya tidak ada yang bisa diselamatkan," ucapnya.

Siti yang mengaku tinggal di sana sejak 2001 kini harus mengungsi ke rumah seorang kerabat di Cikarang.

"Habis semua seperti surat-surat, KTP, semuanya habis, tidak ada yang bisa diamankan," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com