Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Reza Nufa, 3 Bulan Jalan Kaki dari Ciputat ke Gunung Rinjani Wujudkan Mimpi

Kompas.com - 18/03/2021, 11:03 WIB
Tria Sutrisna,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

Proses pendakian Gunung Rinjani dimulai. Nufa bersama rombongan yang baru ia kenal menyusuri jalan setapak keluar masuk hutan, berkemah, lalu kembali berjalan.

Dia akhirnya sampai di satu lokasi bernama Plawangan Sembalun. Area kemah terakhir sebelum mencapai puncak Gunung Rinjani.

"Saya langsung merasa lokasi ini mirip banget susananya dengan di mimpi. Ekspektasi awal rasanya kayak terpenuhi," ungkapnya.

Dari sini, dia mulai merasa bahwa lokasi tersebut mirip dengan tempat yang ia kunjungi di dalam mimpi.

Nufa melanjutkan perjalanan ke puncak lalu menuju Danau Segara Anak.

"Yang terasa jelas sama itu ketika perjalanan Plawangan Sembalun ke (Danau) Segara Anak. Mirip banget suasananya," tutur Nufa.

Di sepanjang perjalanan, Nufa merasa kegelisahan yang sejak awal perjalanan dia rasakan perlahan menghilang.

Pikirannya menjadi lebih tenang. Sampai akhirnya dia memutuskan untuk berkemah lebih lama.

"Semingguan di Plawangan sama danau itu. Karena di sana kecemasan sebelumnya soal hidup saya kedepan seperti mulai pudar," ungkapnya.

"Saya baru turun gunung itu 20 April. Dengan perasaan lega. Mimpi kayak terwujud gitu," sambungnya.

Dengan pikiran yang lebih tenang, Nufa akhirnya memutuskan untuk kembali ke indekosnya di Ciputat Timur.

Perjalanan pulang ia pilih dengan menumpang kendaraan yang melintas. Tak mau lagi berjalan kaki.

Berpindah dari satu kendaraan ke kendaraan lain sampai di Ciputat Timur.

"Langsung yaudahlah. Setelah beres dari perjalanan ini pulang aja dulu ke rumah. Rasanya beda dari sebelumnya, dulu cemas. Lulus kuliah pulang ke rumah itu enggak tau harus ngapain, enggak ada pekerjaan," ungkapnya.

Kini, Nufa sudah memulai kehidupan baru di kota kecil di Yogyakarta dan bekerja di salah satu perusahaan swasta.

Menurut Nufa, dari aksi berjalan kaki sejauh 1.500 kilometer yang ditempuh itu dia mendapatkan banyak belajar.

Pola pikirnya telah berubah dalam menghadapi suatu permasalahan dan mencari cara untuk menyelesaikannya.

"Ya setelah perjalanan itu saya lega banget sih. Mungkin karena dulu kan saya sering mengurung diri. Jarang keluar. Ini jadi pengalaman bertemu banyak orang, bagaimana menghadapi situasi dan kondisi yang sulit," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com