Gabion itu dipasang di bekas instalasi bambu Getih Getah di Bundaran HI.
Rupa Gabion itu seperti batu kali yang ditumpuk tinggi dan diikat oleh pagar kawat.
Di atas bebatuan tersebut tampak ditanami bunga-bunga bougenville warna-warni.
Ada pula bermacam tanaman di sekeliling batu seperti sansevieria (lidah mertua), lollipop, dan bougenville.
Demi pembuatan dan pemasangan gabion, Pemprov DKI melalui Dinas Kehutanan menggunakan dana APBD sebesar Rp 150 juta.
"Taman biasa. Itu rancangannya dari Dinas Pertamanan. Namanya kan nanti Dinas Pertamanan dan Hutan Kota. Jadi rancangan begitu sama seperti taman-taman yang lain. Tentu lah, memang untuk apalagi kalau bukan mempercantik," ucap Anies, Kamis (22/8/2019).
Instalasi gabion juga memicu pro dan kontra. Selain anggaran, yang dipersoalkan adalah bahan batu tersebut.
Setelah 4 bulan, Gabion dibongkar pada Desember 2019 dengan alasan persiapan penyelenggaraan acara tahun baru 2020.
Namun, Gabion kembali dipasang pada 4 Januari 2020. Hal itu kembali memicu kritikan karena dinilai menghabiskan anggaran.
Baca juga: Jakarta Buat Tugu Sepeda Rp 800 Juta, tapi Progres Jalur Permanen Justru Molor
Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria mengatakan, pembangunan Tugu Sepeda di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, berbarengan dengan proyek jalur sepeda Sudirman-Thamrin yang sedang berlangsung.
Konstruksi Tugu Sepeda pun masuk dalam satu anggaran dengan pembangunan jalur sepeda permanen.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menganggarkan proyek jalur sepeda sebesar Rp 28 miliar, termasuk pembangunan tugu sebesar Rp 800 juta.
Namun, Ariza menjelaskan bahwa anggaran konstruksi tugu berasal dari pihak ketiga.
"Tugu sepeda ini dapat anggaran dari pihak swasta, pihak ketiga. Kemudian kedua, nilainya kurang lebih Rp 28 miliar termasuk tugunya yang Rp 800 juta. Termasuk pembangunan 11 koridor sepeda yang dibangun secara permanen di Sudirman," kata Ariza di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (8/4/2021).
Adapun tujuan keberadaan tugu tersebut, diterangkan Ariza, adalah untuk memperindah Kota Jakarta. Selain itu, Ariza ingin memotivasi pesepeda dan memberikan kesempatan para pelaku seni rupa berkreasi.
"Bagian dari memperindah Kota Jakarta. Tidak hanya memberikan dukungan pada pengguna sepeda tapi juga memberi kesempatan para seni rupa untuk meningkatkan kreativitasnya serta inovasinya," tambahnya.
Saat ini, pembangunan tugu tersebut juga mendapat respons beragam.
Selain karena dana yang cukup besar, Pemprov DKI disoroti karena perampungan jalur sepeda yang justru molor dari target awal, yaitu akhir Maret 2021.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.