Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Irene Sukandar Tanding Catur dari Pasar ke Pasar untuk Latih Mental

Kompas.com - 21/04/2021, 15:31 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Irene Kharisma Sukandar punya cerita menarik dalam perjalanan kariernya menjadi seorang Pecatur Putri Indonesia.

Irene pernah bertanding catur dari pasar ke pasar untuk melatih mentalnya menjadi seorang pecatur profesional.

Kepada Kompas.com, Irene menceritakan pengalaman berharganya itu melalui telewicara pada Rabu (20/4/2021).

"Iya itu betul ke lapak-lapak di pasar dekat stasiun bersama kakak saya juga diantar oleh papa saya," kata Irene.

Baca juga: WGM Irene Sukandar, Pecatur Putri yang Tak Lupakan Pendidikan

"Jadi itu memang suatu pengalaman yang harganya tidak bisa tergantikan karena itu sangat bernilai sekali bagi karier dan prestasi saya sampai sekarang ini," sambungnya.

Irene diketahui sudah dikenalkan oleh sang ayah dengan dunia olahraga catur sejak usia 7 tahun.

Awalnya Irene berambisi untuk mengalahkan kakaknya Kaisar Jenius Hakiki dalam pertandingan catur dan menemukan bakatnya di bidang itu.

Hingga akhirnya Irene dan Kaisar mengikuti sekolah catur.

Irene menuturkan, sang ayah sengaja mengajaknya bertanding dari pasar ke pasar untuk menguji mentalnya saat bertanding.

Baca juga: Perjalanan Irene Sukandar Menjadi Grand Master Indonesia, Bermula dari Ambisi Kalahkan Sang Kakak

"Ya dilatih mental jadi kita belajar untuk berani melawan orang-orang pasar itu, dengan kondisi seperti itu, tanpa AC. Jadi dengan segala kondisi seperti itu tapi kita tetap konsentrasi," tutur Irene.

"Ini salah satu penggemblengan yang papa lakukan untuk saya dan kakak saya supaya mental kita lebih kuat lagi, karena otomatis kita akan bermain dengan banyak orang yang jauh lebih tua di atas kita," lanjutnya.

Sang ayah akan memberikan imbalan sejumlah uang bagi mereka yang berhasil mengalahkan Irene dan Kaisar.

Ketika itu Irene masih berusia 10 tahun. Ia pun ditantang untuk bertanding dengan orang yang lebih dewasa darinya.

Irene pernah bertanding catur di pasar-pasar sekitar kawasan Jakarta Selatan seperti di Pasar Kebayoran Lama dan Pondok Pinang.

Baca juga: Kapten Fierda Panggabean dan Tragedi Merpati CN-235 di Gunung Puntang

Menurut Irene pengalaman itu memberikan banyak ilmu untuk dirinya.

"Tapi pada dasarnya hal-hal seperti itu memang diperlukan untuk pembekalan mental, walaupun secara teknis juga sangat membantu karena kita main catur dengan orang-orang di pasar itu untuk memperkaya repertoar kita akan karakter-karakter pemain yang berbeda," ucap Irene.

"Jadi kalau kakak saya dan saya waktu itu kan kita sudah ada sekolah catur yang rata-rata pemainnya teori sedangkan kalau kita ke pasar-pasar mereka punya gaya, dan karakter sendiri yang di luar buku," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com