TANGSEL, KOMPAS.com - Bangunan Masjid Agung Al Jihad disebut-sebut sebagai masjid tertua di Tangerang Selatan, Banten.
Masjid yang kini berlantai dua di Jalan H Usman, tepat di dekat Pasar Ciputat, itu memiliki sejarah panjang. Masjid itu berdiri di atas lahan seluas 1.000 meter persegi.
Koordinator Masjid Agung Al Jihad Ciputat, Sarifudin Ely, menceritakan pada Selasa (20/4/2021) bahwa jauh sebelum masjid itu berdiri, ada sebuah bangunan penjara Belanda di lokasi tersebut.
Bangunan penjara itu sudah tidak ada lagi. Namun lokasinya ada di samping masjid yang kini berwarna hijau tersebut.
Baca juga: Relief dari Sultan Ageng Tirtayasa hingga Makam Sepupu Imam Masjidil Haram di Masjid Jami Kalipasir
"Dulunya ada (bangunan penjara Belanda), tepat di samping. Sekarang sudah tidak ada," kata Sarifudin.
Setelah Belanda pergi, masuk saudagar Arab bernama Tuan Salim. Salim memperistri seorang perempuan Ciputat keturunan Tionghoa. Salim mulanya mendirikan surau atau kala itu orang menyebut langgar beratap ijuk sebagai tempat ibadah warga setempat.
"Kalau berdirinya tidak ada yang tahu. Ibu saya saja, lahir 1920-an, ini sudah ada. Belum menjadi masjid, masih surau," kata Sarifudin.
Baca juga: Sejarah Masjid Cut Meutia, Pernah Jadi Kantor MPRS Sebelum Dijadikan Tempat Ibadah
Seiring berjalannya waktu, surau itu kemudian direnovasi. Warga dan sejumlah donatur kala itu membangun masjid.
Awalnya namanya Masjid Jami tetapi kemudian berubah menjadi Masjid Agung Al Jihad.
Al Jihad berarti berjuang. Nama itu menunjukkan usaha masyarakat sekitar dalam mengubah tempat ibadah yang tadinya kecil menjadi besar.
"Banyak ulama sekitar Ciputat. Perjuangan mereka itulah kemudian dinamai Al Jihad. (Perjuangan) bagaiamana masjid ini supaya lebih bagus lagi, peningkatan dakwahnya seperti apa," kata Sarifudin.