Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan Mayat Perempuan Membusuk di Cideng, Korban Dibunuh karena Tolak Berhubungan Badan dan Bayar Utang

Kompas.com - 27/04/2021, 07:14 WIB
Ihsanuddin,
Nursita Sari

Tim Redaksi

3. Korban dibunuh karena tolak hubungan seks dan masalah utang

Peristiwa pembunuhan terjadi pada Kamis, 18 April 2021.

Saat itu, IM tengah berada di rumah tersebut sendirian. Ibu angkatnya, sang pemilik rumah, sedang menjalani rawat inap di rumah sakit.

IM kemudian mengajak teman perempuannya, B (22), ke rumah tersebut. Saat itulah terjadi cekcok yang berujung insiden pembunuhan.

Baca juga: Mayat Perempuan Membusuk di Cideng, Polisi: Korban Dibunuh karena Tolak Berhubungan Badan

Cekcok ini diawali saat IM menagih utang B yang ditaksir mencapai Rp 7 Juta. Namun, B selalu mengelak saat ditagih untuk membayar utang itu.

Sebagai gantinya, IM pun mengajak B untuk berhubungan badan, tetapi B menolaknya.

"Pelaku minta hubungan badan (tapi korban) tidak mau. Jadi pelaku mencekik korban. Kakinya menindih ke badan korban kurang lebih 30 menit," ujar Kade.

4. Jenazah korban ditutupi seng

Meski sempat mengajak berhubungan intim, IM tidak memerkosa korban.

"Tidak (diperkosa), tidak sempat jadi sudah dicekik itu korban langsung tewas," ucap Kade.

Setelah memastikan korbannya tak bernyawa, IM pun membuang jasadnya ke semak-semak di belakang rumah.

Baca juga: Fakta Mayat Perempuan Membusuk di Cideng, Menolak Berhubungan Badan hingga Tewas Dicekik

Ia juga sengaja menutupi jenazah korban dengan seng agar tak mudah ditemukan.

Jenazah B pun baru ditemukan sepekan kemudian setelah ibu angkat IM pulang dari rumah sakit.

5. Pelaku menyesal

IM menyatakan bahwa tindakannya membunuh B spontan dilakukan dan tak direncanakan. IM mengaku sudah mengenal korban selama tiga tahun terakhir.

Pria yang berprofesi sebagai pegawai swasta ini mengaku kesal terhadap korban karena terus menolak membayar utang dan juga menolak berhubungan badan.

Kekesalan itu makin memuncak saat B justru hendak mengambil ponsel milik ibu angkat IM. Akhirnya IM pun mencekik B hingga tewas.

"Dia mau ngerampas HP ibu saya. Itu pas saya lagi istirahat," kata IM.

Baca juga: Polisi Sebut Mahasiswi Pengemudi Porsche Awalnya Tak Sadar Terobos Busway

Akibat perbuatannya, IM dijerat Pasal 388 KUHP terkait pembunuhan dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

Ia pun mengaku menyesali perbuatannya.

"Menyesal, Pak," kata IM.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com