Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Mafia Loloskan Penumpang Masuk Indonesia Tanpa Karantina, Imigrasi Klaim Tidak Ikut Campur

Kompas.com - 27/04/2021, 19:01 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Polisi menangkap dua orang diduga sebagai pihak yang meloloskan penumpang dari luar negeri tanpa jalani karantina Covid-19 di Bandara Soekarno Hatta, Kota Tangerang.

Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soekarno-Hatta, Romi Yudianto, mengeklaim bahwa pihaknya tidak ikut campur perihal proses karantina kesehatan.

Polisi sebelumnya menyebutkan bahwa dua orang tersebut, yakni S dan RW, bagian dari jaringan mafia di Bandara Soekarno-Hatta, yang meloloskan atau membebaskan sejumlah orang dari keharusan menjalani karantina jika datang dari luar negeri asal mau membayar sejumlah uang.

“Saya meluruskan, kami hanya memeriksa dokumen keimigrasian," kata Romi kepada awak media, Selasa (27/4/2021).

Baca juga: Banyak Penumpang Lolos Karantina di Bandara Soekarno-Hatta, Polisi: Ini Mafia!

"Kalau masalah karantina itu ada Gugus Tugas dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dari Kementerian Kesehatan," sambungnya.

Masih kata Romi, mafia yang dimaksud aparat kepolisian bukanlah oknum dari pihak imigrasi.

Romi menuturkan, jajarannya hanya memeriksa dokumen keimigrasian milik pelaku perjalanan internasional, mulai dari paspor hingga visa.

"Bukan tupoksi imigrasi untuk karantina. Jadi, tidak ada kaitanya dengan keimigrasian. Enggak ada," ujar Romi.

Dia menduga, mafia yang dimaksud melakukan aksinya saat berada di luar gedung Bandara Soekarno-Hatta.

Baca juga: Mafia di Bandara Soekarno-Hatta, Bayar Rp 6,5 Juta untuk Masuk Indonesia Tanpa Karantina

Romi mengeklaim, Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta maupun KKP, bekerja di dalam gedung bandara tersebut.

Dia menuturkan, pelaku perjalanan luar negeri harus melewati beberapa pos sebelum dikarantina.

"Pertama kali di KKP itu pemeriksaan kesehatan. Baru ke Imigrasi, trus ke Gugus Tuga. Baru ke Bea Cukai," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, seseorang berinisial JD lolos dari proses karantina Covid-19 di Bandara Soekarno-Hatta.

S dan RW yang mengaku sebagai pegawai Bandara Soekarno Hatta memuluskan JD keluar dari bandara. JD disebut membayar sejumlah uang kepada pelaku agar bisa lolos karantina Covid-19.

"Kalau pengakuan dia (S dan RW) kepada JD, dia adalah pegawai bandara. Ngakunya doang. Dia sama anaknya. S itu sama RW itu anaknya. RW itu anaknya S," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus, Senin.

JD mengaku telah membayar Rp 6,5 juta kepada S. Kemudian S membebaskan JD dari kewajiban karantina selama 14 hari setelah mendarat dari India yang kini sedang dilanda tunami Covid-19.

Yusri mengatakan, penyidik masih mendalami modus operandi yang dilakukan S dan RW. Ketiganya masih diperiksa.

"Iya makanya ini masih kami dalami. Dia bisa keluar masuk itu. Besok kami sampaikan secara jelas. Intinya ini mereka meloloskan orang tanpa melalui karantina. Apakah ada pelaku lain? Ini masih kita dalami," kata Yusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com