"Siapa pun orang kedua itu, dia pikir dia cerdas," tulis Deborah dalam e-mail-nya kepada Wartakotalive.com pada 21 Mei 2015.
Selain itu, hasil visum memperkuat dugaan di mana Akseyna diduga tidak sadarkan diri sebelum dicemplungkan ke danau.
Sebab, pada paru-paru Akseyna terdapat air dan pasir. Hal itu tidak akan ditemukan bila korban sudah tidak bisa bernapas.
Kemudian, adanya robekan di bagian tumit sepatu sepatu Akseyna memperkuat dugaan itu.
Artinya, korban sempat diseret. Hasil visum juga memperlihatkan ada luka-luka tidak wajar ditemukan pada wajah Akseyna.
"Luka fisik di wajah yang bersangkutan. Kalau bunuh diri harusnya mulus," ucap Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti, Kamis (28/5/2015).
Tak pelak, Krishna menyimpulkan korban tidak bunuh diri.
”Danaunya dangkal, kalau dia bunuh diri kenapa tidak nyemplung di laut. Menenggelamkan diri itu proses bunuh diri yang sangat lambat. Kalau mau bunuh diri, kenapa tidak loncat saja dari atap gedung,” sambungnya.
Ternyata, tak mudah bagi kepolisian untuk mengungkap kasus kematian Akseyna meski telah menyatakan sebagai kasus pembunuhan.
Menurut Krishna, pengungkapan kasus ini cukup sulit karena kondisi sejumlah lokasi yang terkait kematian korban sudah rusak karena dimasuki orang yang tidak berkepentingan.
Pada tahun 2016, Kasat Reskrim Polresta Depok yang dulu dijabat Komisaris Teguh Nugroho mengungkap sulitnya menetapkan tersangka dalam kasus itu.
Kala itu, Teguh yang saat kematian Akseyna pada Maret lalu belum menjabat sebagai Kasat Reskrim mengatakan, jeda waktu dalam pengungkapan identitas dan olah TKP menjadi kunci sulitnya mengungkap kejahatan itu.
"Ada jeda waktu empat hari dari penemuan mayat sampai ketahuan identitasnya. Itu memberi ruang bagi pelaku untuk menghilangkan barang bukti," ujar Teguh (5/10/2016).
Kasus kematian Akseyna memang belum terungkap meski telah berjalan enam tahun.
Namun, sebagaimana yang diyakini ayah korban, Marsekal Pertama TNI Mardoto, penyebab tewasnya Akseyna dapat terungkap suatu saat nanti.
"Insya Allah, tidak ada kejahatan yang sempurna. Pasti ada satu titik sebagai bukti pembuka," ujar Mardoto kepada Kompas.com, Kamis (25/3/2021).
"Saya masih optimistis terungkap, entah kapan waktunya," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.