Oleh sebab itu, Si Pitung kemudian belajar bela diri di perguruan silat pimpinan Haji Naipin di Rawa Belong, Jakarta Barat. Perguruan tersebut bernama Pituan Pitulung yang disingkat Pitung.
Di sanalah, Ahmad Nitikusumah mendapat julukan sebagai Si Pitung.
"Ahmad Nitikusumah dibilang Si Pitung karena dia yang paling jago, paling lihai, dan paling sering melawan Belanda," katanya.
Baca juga: Soal Road Bike Diizinkan ke Luar Jalur Sepeda, Anies: Jalan Ini Bukan Milik Satu Jenis Kendaraan
Meski merampok harta milik warga, Si Pitung tidak pernah mengambil semua harta hasil rampokannya. Dia biasa membagikan harta hasil rampokan kepada rakyat yang ditemuinya.
Nama Si Pitung pun dikenal sebagai pahlawan bagi rakyat Betawi kala itu.
"Jadi Si Pitung ini dianggap pemberontak oleh Belanda, tetapi buat orang-orang Betawi dianggap pahlawan," kata Sukma.
Meski sosoknya dikenal sebagai legenda, kisah Si Pitung tidak pernah tercatat dalam sejarah Indonesia. Potret Si Pitung juga tidak pernah terekam.
"Kalau mau tahu gerakan Si Pitung pada masa itu, ya, dari koran-koran Belanda saja, koran kita (Indonesia) enggak ada yang menulis sama sekali. Terus enggak ada yang foto padahal fotografi sudah ada, lukisannya juga enggak ada," ucap Sukma.
Baca juga: Road Bike Boleh Melintas di Jalur Kendaraan Bermotor, Ketiadaan Dasar Hukum, dan Bahaya Kecelakaan