BOGOR, KOMPAS.com - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, Teofilo Francino Freitas mengatakan, pihaknya masih mengumpulkan informasi mengenai penyebab tergulingnya sebuah crane di proyek pengerjaan rel ganda Bogor-Sukabumi, di kawasan Batu Tulis, Kota Bogor, Jawa Barat.
Teo menyebutkan, sampai saat ini pihak kontraktor masih tertutup dan enggan memberikan informasi kepada petugas atas peristiwa tersebut.
"Sebab kejadian atau penyebab kejadian belum bisa diketahui secara pasti karena pihak dari proyek tidak bersedia memberikan keterangan," kata Teo, Senin (7/6/2021).
Baca juga: Sebuah Crane Terbalik di Proyek Rel Ganda Bogor-Sukabumi
Namun, Teo menjelaskan, berdasarkan informasi sementara, penyebab crane terbalik akibat kontur tanah yang labil setelah diguyur hujan deras.
Ia mengungkapkan, tidak ada korban jiwa ataupun rumah warga yang tertimpa atas kejadian itu.
"Kejadian pada hari Minggu (6/6/2021) sekitar pukul 17.00 WIB, setelah terjadinya hujan. Kendaraan alat berat crane terguling saat sedang mengangkat rangka besi jembatan lama rel kereta Bogor - Sukabumi," ujar dia.
Usai peristiwa itu terjadi, pihak kontraktor pelaksana proyek tersebut masih enggan memberikan keterangan resmi terkait insiden itu.
Senin siang, di sekitar lokasi kejadian sudah dipasang garis pembatas. Crane yang terbalik juga ditutupi terpal berwarna biru. Wartawan tidak diizinkan masuk ke lokasi crane jatuh.
“Nanti saya sampaikan ke atasan dulu. Silahkan tunggu," kata salah satu pekerja di sana.
Warga setempat, Aliya, mengaku syok atas kejadian tersebut sebab rumahnya berdekatan dengan lokasi proyek rel ganda Bogor-Sukabumi itu.
Aliya menyebut, saat terbalik, jembatan besi yang sedang diangkat oleh crane itu hampir menimpa rumah warga.
"Sempat terombang-ambing, muter-muter, hampir kena rumah tapi nggak jadi. Langsung dijeblosin ke kali," kata Aliya.
Dia menuturkan, peristiwa crane terbalik itu baru pertama kali terjadi di lokasi proyek tersebut. Ia mengatakan, saat kejadian, kondisi cuaca sedang diguyur hujan deras.
"Cuaca gelap banget, hujan deras, terus pada neduh, baru diangkat (jembatan besi)," sebutnya.
Warga lainnya, Rustandi menambahkan, aktivitas pengerjaan proyek di sana hampir tidak kenal waktu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.