Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Pungli Ditangkap, Pengemudi Kontainer Sebut Bajing Loncat Juga Ancaman

Kompas.com - 11/06/2021, 16:57 WIB
Djati Waluyo,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengemudi truk kontainer di kawasan Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta Utara, mengaku bersyukur dengan adanya penindakan 49 tersangka kasus pungutan liar (pungli) oleh Polda Metro Jaya.

Salah satu pengemudi truk kontainer, Mahmudin (28), mengatakan bahwa saat ini masih ada beberapa oknum yang melakukan pungli meski Polrestabes Jakarta Utara sudah melakukan tindakan.

"Seharusnya enggak ada, (tetapi) sekarang masih ada. Tapi setelah kemarin ada Pak Presiden, sekarang sudah mendingan," ujar Mahmudin saat di temui Kompas.com di kawasan JICT, Jumat (11/6/2021).

Baca juga: Polisi Minta Sopir Truk yang Jadi Korban Pungli di Tanjung Priok Lapor ke Hotline 110

Mahmudin mengungkapkan bahwa dirinya harus merogoh kocek hingga Rp 30.000 lebih untuk diberikan kepada pelaku pungli. Kata dia, praktik pungli membuat upah yang diterimanya terpotong.

"Rp 550.000 ke Tangerang, dipotong Rp 15.000 untuk muat, nanti lagi di depo bayar lagi sama yang bongkar, habis itu Rp 20.000 sekuriti, survei, bikin surat jalan, sama yang bongkar kena sekitar Rp 17.000, semua Rp 30.000 lebih bongkar muat," ungkap dia.

Untuk itu, ia berharap pihak berwenang mampu mengatasi kasus pungli, baik yang di dalam terminal maupun di sepanjang jalan menuju terminal.

Baca juga: Curhat Sopir Truk Korban Pungli Tanjung Priok: Dimarahin Istri Terus Pulang Tak Bawa Uang

"Ke depanya jangan ada pungli. Pungli yang ada di jalan juga," ujar Mahmudin.

Selain pungli, Mahmudin juga berharap aparat keamanan dapat menjaga sopir truk kontainer dari aksi pencuri muatan truk atau bajing loncat, yang kerap muncul di saat kondisi jalan terhambat.

"Pernah waktu itu, ditodong pakai pisau sama mereka (bajing loncat). Dia naik ke dalam mobil pas waktu macet. makanya kalau keadaan macet, ya sudah pada rame. Kalau bisa mah setiap ada kemacetan polisi harus siap siaga di tempat, di setiap sudut," ungkap dia.

Sementara itu, Yanen (35), yang juga sopir truk kontainer, mengaku setuju dengan adanya penindakan para pelaku pungli.

Baca juga: Pelaku Pungli di Tanjung Priok Sebar Info ke Rekannya: Ada Gerombolan Datang Mengganggu Kita


Namun, ia khawatir tindakan ini akan membuat proses bongkar muat akan memakan waktu lebih lama.

"Kalau buat yang pungli saya setuju, malah sedikit bagus. Tapi kan efeknya, kerjanya juga agak lambat, biasa dia ada sedikit tambahan sekarang kan enggak," ujar Yanen.

Dengan adanya tindakan responsif dari kepolisian membuat tindakan pungli sedikit berkurang di dalam kawasan terminal.

"Adanya yang kemarin itu, pengaruh, sementara kemarin saya baru naikkin ini semalem itu mendingan," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com