Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Poster Penyambutan Mahasiswa Baru Viral, UI Klaim Telah Rancang Secara Serius

Kompas.com - 15/06/2021, 15:20 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Poster resmi penyambutan mahasiswa baru jalur SBMPTN 2021 dari Universitas Indonesia (UI) menjadi topik pembicaraan di jagat maya hari Selasa (15/6/2021) ini, setelah diunggah kemarin sore.

Pasalnya, tak seperti poster-poster sejenis pada umumnya, poster UI yang berujung viral itu  menampilkan sejumlah mahasiswa berjaket kuning dengan latar awan-gemawan dan langit biru yang cerah.

Poster semacam ini dianggap sebagian warganet mirip dengan poster sinetron dan tak sedikit yang menganggapnya serupa dengan ilustrasi kematian. Sebagian warganet menganggapnya teknik pemasaran yang cerdas karena berkat desain yang tak lazim ini, UI berhasil jadi topik perbincangan.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 di RS UI Depok Diperluas untuk Semua WNI

Sebagian lain berpandangan miring, menganggap desain poster ini buruk bagi kampus "sekelas UI". "Sekelas UI" kini menjadi trending topic di Twitter.

Namun demikian, rupanya desain poster itu memang sengaja dibuat demikian, begitu kata Kepala Kantor Humas dan Keterbukaan Informasi Publik UI, Amelita Lusia.

"Memang sudah kami rencanakan. (Poster) kami kelihatannya tidak serius, tapi kami mengerjakannya dengan serius. Kami bikin ini dengan riset dan rapat yang cukup panjang untuk membahas ini," kata Amelita kepada Kompas.com, Selasa.

"Apa pun masukan itu kami sangat berterima kasih. Artinya publik memang memperhatikan UI," lanjutnya.

Amel mengaku sudah mengetahui reaksi warganet atas poster ini, baik pendapat-pendapat yang pro maupun kontra, termasuk pendapat orang-orang yang berprofesi di bidang desain dan strategi media sosial.

Di jagat Twitter, misalnya, poster ini sudah mendapatkan lebih dari 7.000 retweet dan lebih 11.000 likes sejak diunggah kemarin sore hingga berita ini disusun.

Amelita mengatakan, diunggahnya poster ini sudah melalui perencanaan yang jauh lebih panjang dan matang ketimbang poster-poster terdahulu yang diunggah secara rutin ke kanal media sosial UI.

Baca juga: Toeti Heraty, Pendiri Jurnal Perempuan Sekaligus Guru Besar UI Meninggal Dunia

"Selama ini, postingan di medsosnya UI memang sudah ada pakemnya, sudah ada template, style-nya, kemudian style-nya bagi sebagian orang terlalu mainstream. Nah, ketika keluar (dari pakem) seperti ini, jadi ramai," ungkapnya.

"Justru, untuk hal yang dianggap bagi sebagian orang tidak serius, kami melakukannya dengan serius, dengan riset," lanjut Amelita.

Unggahan itu disambut warganet dengan komentar-komentar yang lucu.

"Ni ngajak ke kampus apa akhirat." sebut akun @duadlmension di Twitter.

"Masuk UI auto masuk surga." timpal akun @alpokatmentega.

"Sekelas UI masa gini designnya." sahut akun @txtdarigajelas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com