Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Tangerang Meninggal 8 Hari Setelah Divaksin, Dinkes Tak Akan Lakukan Visum

Kompas.com - 24/06/2021, 15:29 WIB
Muhammad Naufal,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kota (Dinkes) Kota Tangerang tidak berencana melakukan visum untuk pemeriksaan lebih lanjut seorang warga Kota Tangerang yang meninggal usai divaksin Covid-19.

Warga yang meninggal usai divaksin CoronaVac itu adalah Joko Susanto (32), warga Kunciran Jaya, Pinang, Kota Tangerang. Dia meninggal pada Rabu (23/6/2021).

"Kayanya kami enggak sampai (visum) ya. Kami lihat aja perjalanan penyakitnya seperti apa, kan bisa keliatan," ungkap Kepala Dinkes Kota Tangerang Liza Puspadewi saat ditemui di kantornya, Kamis (24/6/2021).

Pihaknya, kata Liza, hanya akan mengumpulkan dan mengolah data-data terkait kondisi kesehatan Joko.

Baca juga: Warga Tangerang Meninggal Dunia usai Terima Vaksin Covid-19, Disuntik meski Tensi Tinggi

Dia menyatakan, data terkait kondisi kesehatan Joko dikumpulkan dari hasil skrining yang korban lakukan sebelum disuntik vaksin.

Setelah itu, baru dapat dipastikan apakah korban meninggal karena vaksinasi Covid-19 atau bukan.

Liza berujar, pengolahan data itu akan dilakukan bersama dengan Kelompok Kerja Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Pokja KIPI).

"Kami inventaris dulu data-data. Setelah itu kami bahas sama tim Pokja KIPI. Nanti tim KIPI baru keluar (hasilnya), ini apakah benar-benar pure karena vaksin atau dia coincidence (kebetulan)," urai Liza.

Dia menambahkan, stok vaksin di Kota Tangerang tidak ada satu pun yang sudah kedaluwarsa.

Dinkes Kota Tangerang, kata Liza, selalu menghabiskan vaksin begitu pihaknya menerima stok.

"Dari semua wilayah di Provisi Banten, yang paling cepat ngevaksin itu di Kota Tangerang. Jadi enggak sempat kedaluwarsa," papar dia.

Baca juga: Batasi Kegiatan Masyarakat, Polisi Tutup Dua Jalan di Kota Tangerang Pukul 21.00-04.00

Liza menambahkan, peserta vaksinasi harus jujur saat kesehatannya diperiksa oleh tenaga kesehatan.

Hal tersebut guna mengetahui apakah target vaksin berhak menerima suntikan vaksinasi atau tidak.

"Sebelum divaksin, pasti ada skrining dulu. Nah pas diskrining, kami enggak tahu dia bohong atau tidak. Makanya peserta vaksinasi harus jujur," ujarnya.

Kemudian, perihal Joko yang disebut disuntik vaksin meski tensinya tinggi, Liza mengaku akan memeriksa terlebih dahulu hasil skrining tes kesehatan korban.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com