Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Protes PPDB Zonasi Jakarta, Jarak 500 Meter Tak Lolos Gara-gara Kalah Umur

Kompas.com - 30/06/2021, 05:58 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendaftaran penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2021 jalur zonasi untuk jenjang SMP dan SMA sudah dibuka pada Senin (28/6/2021).

Meski baru dibuka satu hari, sejumlah keluhan sudah datang dari wali calon peserta didik baru (CPDB). Tidak sedikit yang mengeluhkan jalur ini bukan dilakukan berdasarkan sistem zona wilayah melainkan berdasarkan umur.

Salah satu wali murid itu adalah DC, warga Jakarta Utara yang berdomisili 500 meter saja dari salah satu SMA yang dipilih anaknya.

"Ini enggak adil, jalur zonasi seharusnya berlaku wilayah bukan umur. Ini zonasi atau umurisasi. Kami akan menerima kalau yang dipakai nilai bukan umur. Kasihan anak yang benar-benar belajar tapi tidak dapat sekolah zonasi hanya karena umur, " ungkap dia saat dihubungi, Senin (28/6/2021).

Baca juga: Pendaftaran Dibuka Hari Ini, Simak Daftar SMA PPDB Jalur Zonasi di Jakarta

Rumah DC terletak sekitar 500 meter dari sekolah pilihan, namun masuk ke prioritas ketiga. Sebab rumahnya berbeda RW dengan alamat sekolah.

"Memang beda RW, tapi yang aneh, orang yang jauh justru masuk, " kata dia.

DC menduga, ini terjadi dikarenakan usia anaknya yang kalah tua dari CPDB yang rumahnya jauh tersebut.

"Anakku 14 tahun 8 bulan, rumah 500 meter tapi tidak masuk. Tapi yang rumahnya lebih jauh justru masuk. Misalnya ini ada yang jaraknya 2 kilometer, sudah beda kelurahan. Tapi usianya 17 tahun 1 bulan. Dia masuk, " keluh DC sambil menunjukan daftar seleksi PPDB sementara.

Baca juga: PPDB Zonasi SMP-SMA/SMK di Jakarta Dibuka Hari Ini, Simak Syarat, Cara Daftar, dan Link Pendaftaran

Ia mengaku kecewa, mengapa sistem zonasi tetapi yang menjadi penentuannya justru faktor usia.

"Kalau menggunakan umur, tentu saja anak-anak yang dari sekolah swasta dengan umur kecil-kecil tidak bisa bersaing, karena kalah umur, " ujarnya.

Selain DC, hal serupa juga disampaikan RA, warga Jakarta Pusat yang sedang was-was memantau posisi PPDB SMP untuk sang adik.

"Ada anak yang di posisi atas, meskipun domisili berbeda kelurahan. Sementara, adik saya berada di posisi bawah dan hampir tergeser, meskipun berada di satu kelurahan yang sama dengan sekolah, " ungkap RA saat dihubungi di hari yang sama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com