Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompol Malvino Pernah Ikut Gagalkan Peredaran 1 Ton Narkoba

Kompas.com - 02/07/2021, 11:13 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polri memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara setiap setiap 1 Juli. Pada Kamis (1/7/2021), Polri memperingati HUT ke-75 Bhayangkara.

Peringatan Hari Bhayangkara yang merupakan hari Kepolisian Nasional itu untuk mengapresiasi kinerja anggota Polri yang menjadi unsur keamanan dalam negeri.

Salah satu anggota Polri yang kiranya bisa mendapat apresiasi adalah Kompol Malvino Edward Yusticia Sitohang. Dia saat ini menempuh pendidikan Sespimmen Polri di Lembang, Bandung.

Baca juga: Sejarah Hari Bhayangkara dan Terbentuknya Polri

Malvino mempelajari aksi terorisme dan telah mengungkap sejumlah aksi kejahatan serta peredaran narkotika di Indonesia. Pria kelahiran Medan, Sumatera Utara, 9 Agustus 1985 itu bertugas di wilayah hukum Polda Metro Jaya sebelum mengenyam pendidikan saat ini.

Perampokan di Pulomas

Selepas menempuh pendidikan tentang evolusi terorisme di Selandia Baru pada 2016, Malvino dipercayakan menjabat Panit Reskrim Polda Metro Jaya. Satu kasus menjadi sorotan publik yang berhasil ditangani Malvino yakni perampokan dan pembunuhan satu keluarga di Pulomas, Jakarta Timur, tahun 2016.

Korban meninggal atas nama Dodi Triono (59), Diona Arika (16), Dianita Gemma (9), Amel yang merupakan teman anak korban, serta Yanto dan Tasrok yang merupakan sopir keluarga Dodi.

Sementara itu, Zanette Kalila (13) ditemukan masih hidup bersama Emi, Santi (22), Fitriani, dan Windy.

Lulusan Akademi Kepolisian 2006 itu  terlibat dalam upaya penangkapan para pelaku di kawasan Bekasi, Jawa Barat. Dua pelaku yang ditangkap ketika itu.

Bongkar peredaran narkoba

Satu tahun berselang, Malvino menjadi salah satu perwira di Polres Depok yang turut membantu membongkar peredaran sabu-sabu jaringan Taiwan. Sebanyak satu ton sabu-sabu disita dalam penangkapan yang dilakukan di Anyer, Banten, pada Juli 2017.

"Alhamdulilah saya masih diberikan kemudahan sama Allah SWT untuk menyelamatkan generasi dari bahaya narkoba," kata Malvino, Kamis kemarin.

Ada kebanggaan yang dirasakan Malvino saat berhasil membongakr kasus kejahatan. Namun ada pula rasa haru karena harus meninggalkan keluarga selama pengintaian.

Setelah pengungkapan kasus peredaran narkoba satu ton itu, Malvino juga terlibat dalam pengungkapan sabu-sabu dengan jumlah fantastis lainnya.

Berikut kasus yang berhasil diungkapnya :

  • Pengungkapan kasus sabu-sabu 1,6 ton pada Februari 2018
  • Pengungkapan kasus sabu 288 kilogram pada Januari 2020
  • Pengungkapan kasus sabu-sabu 800 kilogram pada Mei 2020
  • Pengungkapan kasus sabu-sabu 400 kilogram pada Juni 2020
  • Pengungkapan kasus sabu-sabu 201 kilogram pada Desember 2020
  • Pengungkapan kasus sabu-sabu 1,2 ton pada April 2021.

Pelajari evolusi teroris

Malvino pernah menempuh pendidikan Master of Strategic Studies di Victoria Universitas of Willington, Selandia Baru.

Kompas.com berbincang dengan Malvino mengenai aksi terorisme saat berada di Selandia Baru pada tahun 2016. Malvino, yang saat itu masih berpangkat ajun komisaris polisi menuturkan, kebutuhan teroris akan internet di Indonesia telah mengalami evolusi. Teroris di Tanah Air telah mengalami empat tahap evolusi penggunaan internet.

"Mulai dari justifikasi, propaganda, rekrutmen, finansial," kata Malvino.

Evolusi untuk tujuan finansial misalnya tampak pada kasus Mawan Kurniawan alias Mawan alias Clicker. Mawan dinilai telah membantu Rizki Gunawan alias Rony Setiawan alias Luqman Gun alias Gesek alias Kiki, terdakwa lain, untuk meretas (hacking) situs investasi, yaitu speedline.com, untuk tujuan terkait dengan terorisme, beberapa tahun silam.

"Nah untuk finansial ini bisa kita lihat dari kasus Mawan Kurniawan alias Mawan alias Clicker," kata Malvino ketika itu.

Membobol situs bukan perkara mudah bagi kebanyakan orang, tetapi bagi Mawan pekerjaan itu tidak terlalu sulit dilakukan. Kemampuan Mawan membobol situs kemudian dimanfaatkan ole Rizki alias Luqman. Rizki membobol situs investas dan mampu mengumpulkan uang Rp 4 miliar.

Sebagian besar uang itu digunakan untuk pelatihan militer di Poso. Dari hasil hacking itu, Mawan juga mendapatkan uang sekitar Rp 300 juta dari Rizki alias Luqman.

Malvino menilai apa yag dilakukan Mawan saat itu menjadi tantangan memerangi teroris di Tanah Air.

"Indonesia ke depan makin kompleks, sebab tantangan kita ke depan adalah perang hibrida, bukan lagi perang yang tembak-tembakan," ujar Malvino.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com