Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alat Skrining Tes Covid-19 Minim, Pemkot Tangerang Minta Bantuan ke Pemprov Banten

Kompas.com - 05/07/2021, 13:10 WIB
Muhammad Naufal,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang meminta bantuan ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten terkait penambahan pasokan alat skrining tes Covid-19 jenis tes usap.

Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengaku, pihaknya meminta tambahan alat skrining untuk meningkatkan kapasitas testing harian di kota itu.

Peningkatan kapasitas testing itu, kata dia, dilakukan beriringan dengan diterapkannya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat mulai 3-20 Juli di wilayah itu.

Arief berujar, Pemerintah Pusat mewajibkan Pemkot Tangerang untuk melakukan skrining tes Covid-19 kepada sekitar 4.872 orang setiap harinya.

Baca juga: Target 120.000 Tes Per Hari di Jakarta Selama PPKM Darurat, Tracing Harus Lebih dari 15 Kontak Erat

"Target testing per hari yang harus dilakukan sebanyak 4.872 orang," ucapnya melalui rilis resmi, Senin (5/7/2021).

Karena kewajiban itu, Arief mengaku, pihaknya mengalami kendala perihal stok alat dan fasilitas penunjang skrining tes Covid-19 jenis tes usap antigen dan tes usap polymerase chain reaction (PCR).

Oleh karena itu, Pemkot Tangerang berharap bahwa Pemprov Banten dapat memberi pasokan berupa alat dan fasilitas penunjang skrinkng tes itu.

Baca juga: Pemkot Tangerang Akan Buka Lahan Pemakaman Baru untuk Jenazah Pasien Covid-19

“Kami berharap agar Pemprov Banten bisa bantu untuk ketersediaan alat dan fasilitas swab (usap)," ungkap Arief.

"Kemampuan Labkesda (Lab Kesehatan Daerah) juga sudah ditingkatkan 2.000 sampel per hari, tetapi masih belum cukup," imbuh pria 44 tahun itu.

Tak hanya terkendala itu saja, Arief berujar bahwa tenaga kesehatan di wilayah itu semakin merasa kelelahan akibat melonjaknya kasus Covid-19.

Terlebih, lanjut dia, jumlah tenaga kesehatan yang ada di Kota Tangerang sangat terbatas.

"Kendala juga ada di jumlah tenaga kesehatan yang saat ini terbatas," tutur Arief.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com