Perempuan berusia 25 tahun itu kini hanya bisa menggantungkan hidupnya dengan berjualan makanan ringan dan minuman di sebuah gubuk di sudut TPU Jombang.
Rasa takut terpapar Covid-19 dan banyaknya ambulans berlalu-lalang yang menghantui Mayang di TPU Jombang perlahan berganti dengan kekhawatiran tak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Awalnya sih takut, karena kan serem banget Covid-19, tapi pas dijalanin enggaklah, yang penting kita protokol kesehatan saja. Lumayanlah buat tambah-tambahan," tutur Mayang.
Hasil yang didapatkan Mayang dari warung kopinya terbilang cukup menjanjikan, walaupun belum sepadan dengan pendapatannya ketika menjadi seorang biduan.
Baca juga: Diminta Perbanyak Tempat Karantina Terpusat, Wali Kota Tangsel: Rumah Lawan Covid-19 Masih Cukup
Dalam sehari, kata Mayang, dia bisa mendapatkan penghasilan kotor paling tidak Rp 800.000. Jika pemakaman ramai, warung kopinya bisa menghasilkan uang hingga Rp 2 juta sehari.
"Ramai banget pas 3-4 hari pertama dibuka. Pernah sampai Rp 2 juta, tapi itu kotornya, belum dipotong sama modal belanja lagi. Kan setiap hari juga aku belanja dulu sebelum dagang," ungkap Mayang.
Kini, Mayang pun hanya bisa berharap usaha yang dirintisnya berjalan lancar dan pandemi Covid-19 bisa terkendali agar seluruh aktivitas kembali normal.
"Ya semoga bisa selesailah ini Covid-19, aktivitas normal lagi semuanya," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.