Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bung Karno dan Kisah di Balik Wajah Ramah Pemuda pada Monumen Selamat Datang

Kompas.com - 09/08/2021, 16:10 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

Cita-cita Jakarta Baru

Di balik simbol keramahan Indonesia kepada masyarakat dunia tersebut, pembangunan Monumen Selamat Datang dipandang lain oleh Bondan.

Bondan memandang, pembangunan Monumen Selamat Datang sekaligus memiliki misi lain, yakni upaya Soekarno untuk menciptakan Jakarta yang baru.

"Saya menafsirkan, Monumen Selamat Datang adalah salah satu proyek upaya Soekarno untuk membentuk ulang Kota Jakarta," ungkap Bondan.

Baginya, dengan membangun berbagai monumen di sejumlah titik, Soekarno saat itu berupaya membuat poros baru Kota Jakarta yang berbeda dari masa kolonial Belanda.

"Saat pemerintahan Belanda, poros Jakarta itu di Kota Tua hingga Harmoni, lalu ke Lapangan Banteng, kemudian ke selatan melalui Jalan Raya Besar Selatan (sekarang Jalan Raya Bogor) yang menyambungkan ke Bogor," ungkap Bondan.

Baca juga: JPO Bundaran HI Dibongkar, Monumen Selamat Datang Kini Terlihat Lebih Jelas

Melalui pembangunan monumen, lanjut dia, Soekarno menggeser poros Jakarta sedikit lebih ke barat.

Titik yang dimaksudnya adalah Monumen Nasional (Monas), Patung Pemuda Membangun di Senayan, Monumen Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng, dan terakhir Patung Dirgantara di Pancoran.

"Soekarno menempatkan patung di titik yang tidak sembarangan. Titik yang merupakan bagian inti untuk membangun Jakarta yang baru," kata dia.

Dari titik-titik tersebut, muncul jalan utama baru yang dipercaya menjadi poros kehidupan baru Kota Jakarta. Poros itu seperti Jalan Sudirman-Thamrin, Jalan MT Haryono, dan lain-lain.

Meski Soekarno telah membuat berbagai titik poros baru Jakarta melalui monumen-monumen, Bondan menyoroti salah satu monumen yang menjadi saksi kegigihan Soekarno.

"Tapi waktu tidak berpihak kepada Soekarno. Patung terakhir, Dirgantara, belum selesai di momen menjelang lengsernya Soekarno. Hingga akhirnya pembuatannya dilakukan dengan dana pribadinya, dengan menjual mobilnya," ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com