Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog Tak Setuju dengan Klaim Jakarta Capai Herd Immunity

Kompas.com - 23/08/2021, 18:28 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Vaksinasi Covid-19 dosis 1 yang telah memenuhi 100 persen target di Jakarta tak serta-merta membuat Ibu Kota mencapai herd immunity seperti klaim Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria.

Pasalnya, yang beraktivitas di Jakarta bukan hanya warga ber-KTP DKI Jakarta saja. Pemprov DKI Jakarta sendiri mengakui, dari sedikitnya 9,3 juta orang yang mengikuti vaksinasi Covid-19 di Jakarta, sekitar sepertiganya adalah warga ber-KTP luar Jakarta.

Jumlah warga yang berkegiatan di Ibu Kota masih jauh lebih banyak dari jumlah penduduk Ibu Kota dan jumlah vaksinasi Covid-19 dosis 1 yang sudah dilakukan.

"Yang harus divaksinasi bukan orang yang punya KTP DKI, melainkan orang yang beraktivitas di DKI. Berapa yang beraktivitias di DKI? Tiga puluh juta," kata epidemiolog Universitas Indonesia, Pandu Riono, kepada Kompas.com.

Baca juga: Pemprov DKI Klaim Jakarta Capai Herd Immunity, Bagaimana Faktanya?

"(Vaksinasi di) Jakarta saja memang cukup tinggi. Tapi kan yang beraktivitas di Jakarta bukan hanya orang Jakarta. (Capaian vaksinasi Covid-19 DKI Jakarta), bila dibagi dengan 30 juta, masih di bawah 50 persen," ujar dia.

Berdasarkan data teranyar, Jakarta sudah melakukan sedikitnya 9,3 juta vaksinasi Covid-19 dosis pertama, 104 persen dibandingkan target awal 8,5 juta penduduk. Dari jumlah vaksin dosis pertama yang sudah dilakukan Pemprov DKI Jakarta, kira-kira sepertiganya merupakan warga ber-KTP luar Jakarta .

Namun, hingga saat ini, capaian vaksinasi Covid-19 dosis pertama di wilayah Bodetabek rata-rata masih di bawah 50 persen. Hanya Kota Bogor yang laju vaksinasinya diklaim telah mencapai 51 persen untuk dosis pertama.

Bahkan, sekalipun capaian vaksinasi ditambah dengan jumlah penyintas Covid-19 di Jabodetabek yang diperkirakan masih memiliki antibodi saat ini, masih terlalu prematur untuk mengeklaim Jakarta mencapai herd immunity.

"Itu pun baru sekitar 50 persen dan itu pun mungkin sudah mulai menurun juga daya proteksinya (antibodi para penyintas Covid-19)," kata Pandu.

"Kalau 50 persen sudah divaksinasi dan sudah terinfeksi, dikombinasi, 50 persennya kan masih tidak punya imnunitas sama sekali. Itu cukup besar sekali kalau dikalikan penduduk Jakarta, apalagi jika dilihat Jabodetabek. Itu yang akan berdampak buruk," ungkapnya.

Karena itu, Pandu menyoroti bahwa pelonggaran PPKM di Jakarta dalam kondisi saat ini kemungkinan besar akan memicu penularan Covid-19 besar-besaran lagi, sebab pergerakan penduduk melonjak sementara kepatuhan memakai masker dan tingkat vaksinasi masih rendah.

Baca juga: Wagub Klaim Jakarta Masuk Zona Hijau Covid-19 dan Capai Herd Immunity

Ditambah lagi, virus SARS-CoV-2 varian Delta yang lebih mudah menular telah mendominasi saat ini.

"Vaksinasi kita tidak secepat yang dibayangkan orang. Transmisi (penularan) di masyarakat cukup tinggi," ujar Pandu.

"Makanya kalau tidak bisa meningkatkan (perilaku) pakai masker, tidak usah dilonggarkan. Nanti naik lagi dan nanti turunnya susah lagi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com