Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/08/2021, 16:05 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang menemui hambatan untuk pelaksanaan skema pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di sekolah di wilayah tersebut.

Sebagaimana diketahui, Kota Tangerang saat ini sedang menerapkan PPKM level 3 dan telah diizinkan untuk menerapkan skema PTM terbatas.

Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengungkap hambatan yang ditemui, yakni jumlah pelajar SMP dan SMA di wilayahnya yang telah menerima vaksin Covid-19 baru 50 persen, setidaknya hingga saat ini.

"Kemarin sore kita evaluasi dengan Dinas Pendidikan (Dindik) dan Dinas Kesehatan (Dinkes), untuk anak-anak SMP sama SMA yang sudah vaksin nih jumlahnya baru 50 persen," paparnya saat ditemui di SMPN 7 Kota Tangerang, Rabu (28/8/2021).

Baca juga: Tangsel PPKM Level 3, Mayoritas Sekolah Belum Siap Gelar PTM Terbatas

Pemkot kemudian kembali melakukan sosialisasi agar para pelajar mau menerima vaksinasi Covid-19.

Pasalnya, pelajar yang diizinkan mengikuti uji coba PTM nantinya adalah mereka yang telah disuntik vaksin.

Adapun tenaga pendidik yang diizinkan mengajar nantinya adalah mereka yang juga telah divaksin.

"Saat uji coba PTM tahap awal nantinya, kita kemungkinan akan izinkan bagi mereka-mereka yang sudah vaksin," ungkap Arief.

Baca juga: 90 Persen Orangtua Siswa di Kota Tangerang Berharap PTM Terbatas Segera Dilaksanakan

"Gurunya yang sudah vaksin yang boleh ngajar. Ini yang kita persiapkan," sambungnya.

Tak hanya itu saja, Pemkot juga sedang menyiapkan infrastruktur pembelajaran untuk siswa yang nantinya masih belum diizinkan mengikuti skema PTM dan masih mengikuti skema belajar secara daring (online).

"Kalau dia enggak memenuhi tatap muka, berarti dia harus tetep online. Nah ini juga sedang kita persiapkan," kata dia.

Berdasarkan catatan Dindik Kota Tangerang, sebanyak 90 persen orangtua siswa jenjang SD dan SMP di kota itu berharap agar skema PTM terbatas dapat segera dilaksanakan.

Kepala Dindik Kota Tangerang Jamaludin sebelumnya menyebut, jumlah tersebut merupakan respons orangtua terhadap skema PTM yang dikumpulkan melalui angket.

Adapun angket tersebut sebelumnya telah disebarkan ke orangtua siswa di Kota Tangerang.

Kata dia, orangtua yang berharap skema belajar di sekolah segera terlaksana karena mereka sudah jenuh mendampingi proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) anaknya masing-masing.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Satpol PP DKI: Tak Ada Relokasi untuk Ratusan Bangunan Liar di Gang Royal

Satpol PP DKI: Tak Ada Relokasi untuk Ratusan Bangunan Liar di Gang Royal

Megapolitan
PAM Jaya Sebut Ada Kebocoran Pipa di Petamburan, Sebabkan Krisis Air Bersih di Jakarta

PAM Jaya Sebut Ada Kebocoran Pipa di Petamburan, Sebabkan Krisis Air Bersih di Jakarta

Megapolitan
Petaka Bentrokan Ormas di Bekasi: 3 Jadi Tersangka hingga Dugaan Peluru Nyasar ke Rumah Warga

Petaka Bentrokan Ormas di Bekasi: 3 Jadi Tersangka hingga Dugaan Peluru Nyasar ke Rumah Warga

Megapolitan
Begini 'Wajah' Tanah Abang yang Sepi Pembeli, Banyak Usaha Gulung Tikar dan Berhenti Beroperasi

Begini 'Wajah' Tanah Abang yang Sepi Pembeli, Banyak Usaha Gulung Tikar dan Berhenti Beroperasi

Megapolitan
Kualitas Udara di Jakarta Sabtu Pagi Tak Lagi Terburuk di Dunia, di Posisi 6

Kualitas Udara di Jakarta Sabtu Pagi Tak Lagi Terburuk di Dunia, di Posisi 6

Megapolitan
Ketika Warga Tak Mampu di Penjaringan 'Bergantung' dengan 'Ladang Emas' di Lokalisasi Gang Royal…

Ketika Warga Tak Mampu di Penjaringan "Bergantung" dengan "Ladang Emas" di Lokalisasi Gang Royal…

Megapolitan
Sultan Korban Kabel Fiber Optik Sudah Mulai Bisa Bicara, tapi...

Sultan Korban Kabel Fiber Optik Sudah Mulai Bisa Bicara, tapi...

Megapolitan
Glad Bus Cendana Residence-Lebak Bulus: Rute, Tarif dan Jadwalnya

Glad Bus Cendana Residence-Lebak Bulus: Rute, Tarif dan Jadwalnya

Megapolitan
Glad Bus Graha Raya-Lebak Bulus: Rute, Tarif dan Jadwalnya

Glad Bus Graha Raya-Lebak Bulus: Rute, Tarif dan Jadwalnya

Megapolitan
Pekerja Sosial di Panti Rehab Jakarta Diberi Penyuluhan agar Tak Salah Tangani Pengidap HIV/AIDS

Pekerja Sosial di Panti Rehab Jakarta Diberi Penyuluhan agar Tak Salah Tangani Pengidap HIV/AIDS

Megapolitan
Polda Metro Peringatkan Perusahaan Pinjol, Jangan Tagih Utang dengan Teror Nasabah

Polda Metro Peringatkan Perusahaan Pinjol, Jangan Tagih Utang dengan Teror Nasabah

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Penjual Tramadol dan Eksimer Berkedok Toko Kosmetik di Tangerang

Polisi Tangkap 3 Penjual Tramadol dan Eksimer Berkedok Toko Kosmetik di Tangerang

Megapolitan
Berkerumun di Sekitar Rumah yang Terbakar di Pulogadung, Warga sampai Tersiram Air

Berkerumun di Sekitar Rumah yang Terbakar di Pulogadung, Warga sampai Tersiram Air

Megapolitan
Selidiki Pembobolan Dua Toko Vape di Tangerang, Polisi Kantongi Rekaman CCTV

Selidiki Pembobolan Dua Toko Vape di Tangerang, Polisi Kantongi Rekaman CCTV

Megapolitan
PAM Jaya Imbau Warga Tampung Air Bersih Imbas Pipa Bocor di Petamburan

PAM Jaya Imbau Warga Tampung Air Bersih Imbas Pipa Bocor di Petamburan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com