Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makelar Tanah Normalisasi Ciliwung, Warga: Mereka Minta Bagian 25 Persen

Kompas.com - 17/09/2021, 18:22 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga RT 15 RW 03 Kelurahan Cawang, Jakarta Timur, menyebutkan, makelar tanah terkait proyek normalisasi Kali Ciliwung meminta bagian 25 persen setelah dana pembebasan lahan cair.

Hal itu diungkapkan Bendahara RT 015 RW 03 Cawang, Fajri, saat ditemui di lokasi, Jumat (17/9/2021).

"Kata mereka (makelar), pencairan dana pembebasan lahan cair Desember tahun ini. Kalau diurus sama mereka, dibagi 25 persen dan 75 persen, yang 25 persen untuk mereka," kata Fajri.

Baca juga: Warga Cawang Tolak Makelar Tanah Terkait Proyek Normalisasi Ciliwung

Fajri menyatakan, warga RT 015 RW 03 Cawang menolak adanya makelar tanah itu.

"Pengurus RT sini sepakat terkait data-data, kalau warga sini diminta (makelar), misalnya ada orang luar minta mengatasnamakan RT, orang itu harus minta ke RT sini, jadi semua data ada di sini," ucap Fajri.

Hal senada juga diucapkan Hubungan dan Masyarakat RT 015 RW 03 Cawang, Ucok.

"Untungnya warga RT 15 ini memang tradisinya menghimpun informasi apa pun ke Pak RT-nya," kata dia.

Makelar tanah dalam bentuk biro jasa diduga ikut berperan dalam proses pembebasan lahan untuk normalisasi Kali Ciliwung.

Hal itu mencuat usai anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Justin Untayana mengemukakan hal itu di Jakarta, Selasa (14/9/2021).

“Saat melakukan reses di RW 3 Kelurahan Cawang Jakarta Timur, saya dapat laporan bahwa ada biro jasa menyebarkan informasi yang membuat khawatir warga," kata Justin Untayana dalam keterangannya.

Baca juga: Ada Makelar Tanah dalam Proyek Normalisasi Ciliwung, Warga Cawang: Kami Lapor ke Mana?

Informasi itu berupa kabar kesulitan-kesulitan warga untuk mengurus sendiri surat-surat pembebasan tanah.

"Kemudian biro jasa tersebut menawarkan bantuan untuk mengurus surat-surat tersebut dan meminta komisi sekitar 25 persen,” lanjut dia.

Justin telah meminta Pemprov DKI dan setiap instansi terkaitnya untuk aktif mengarahkan dan menyosialisasikan kepada warga agar mengurus warga sendiri surat-surat pembebasan tanah.

"Jika tidak, maka Pemprov DKI sama saja dengan sengaja memberi ruang bagi biro jasa untuk bermain dan mendulang untung dari rakyat kecil yang akan digusur,” ucap Justin.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria ikut menanggapi terkait dugaan makelar tanah itu.

“Nanti ada BPN yang memimpin prosesnya semua, agar aspek legalitas dipastikan terjaga dengan baik,” kata Ariza di DPR DKI Jakarta, Rabu (15/9/2021), sebagaimana dilaporkan WartaKota.

Ariza mengatakan, koordinasi dilakukan untuk menghindari adanya campur tangan dari orang yang tidak berkepentingan dalam proses pembebasan lahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com