Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Munculnya Dugaan Pembunuhan dalam Kasus Pria Gantung Diri Saat "Live" di TikTok hingga Jawaban Polisi

Kompas.com - 20/09/2021, 07:12 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus kematian pengguna aplikasi TikTok berinisial SS (29) masih menjadi tanda tanya.

SS disebut melakukan aksi gantung diri di kediamannya di Rusun Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur, pada 2 September 2021. Aksi itu disiarkan secara langsung di akun TikTok-nya.

"Aksi gantung diri itu pertama kali diketahui dari teman korban yang menonton live TikTok korban," ujar Wakatim 1 Rajawali Polres Metro Jakarta Timur Bripka Markon Samuel kepada wartawan, Jumat (10/9/2021).

Polisi kemudian menyelidiki kasus ini. Setelah lama tidak ada perkembangan, kasus ini kembali mencuat setelah kuasa hukum keluarga korban menemukan beberapa kejanggalan.

Dugaan pembunuhan berencana

Kuasa hukum keluarga korban, Dosma Sijabat, mengatakan bahwa kaki SS ditarik oleh seseorang saat live di TikTok.

"Adanya penggalan video yang sempat terekam di TikTok dan disiarkan secara langsung, terlihat kaki mendiang ditarik oleh seseorang," kata Dosma dalam keterangannya, Minggu (19/9/2021).

Dosma menambahkan, akun TikTok, daftar panggilan, daftar nomor kontak, serta arsip chat di telepon genggam korban juga dihapus seseorang sebelum ponsel itu diamankan pihak kepolisian.

"Telah dihapus oleh oknum akun TikToknya, daftar telepon masuk, chat, hingga daftar nomor kontak," ujar Dosma.

Baca juga: Pria di Jatinegara Bunuh Diri Disiarkan secara Live di TikTok

Tidak hanya itu, menurut Dosma, para saksi yang hadir dalam live korban menjelaskan ada beberapa orang di dalam kamar SS yang memberikan minuman keras dicampur pil.

"Padahal mendiang tidak pernah merokok dan minum minuman keras," kata Dosma.

Dosma menduga, SS tidak murni bunuh diri, melainkan korban pembunuhan berencana.

"Dugaan saya secara hukum dan saksi-saksi serta beberapa petunjuk bahwa mendiang meninggal bukan karena bunuh diri tetapi pembunuhan berencana," kata dia.

Menurut Dosma, kasus itu adalah modus baru pembunuhan.

"Ini sangat menarik memang, pembelajaran untuk kita bahwa saat ini adanya modus terbaru kejahatan atau dugaan tindak pidana pembunuhan dengan menggunakan aplikasi yang saat ini sedang hits di masyarakat," kata Dosma dalam tayangan Kompas TV, Minggu kemarin.

Baca juga: Pengacara Duga Pria yang Gantung Diri Saat Live di Tiktok Korban Pembunuhan Berencana

Kendati demikian, Dosma menyerahkan semuanya kepada pihak kepolisian, dalam hal ini Polsek Jatinegara, untuk mengungkap kasus tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com