Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simpang Mampang Sering Banjir, Wawalkot Depok: Karena Warga Masih Buang Sampah ke Kali

Kompas.com - 23/09/2021, 16:08 WIB
Vitorio Mantalean,
Nursita Sari

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Simpang Mampang di Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, terendam banjir akibat luapan Kali Licin pada Kamis (23/9/2021).

Kali ini, banjir yang terjadi sejak dini hari itu cukup dalam dengan ketinggian air sekitar 30-40 sentimeter sehingga kendaraan sulit melintas.

Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono secara khusus menyoroti masalah sampah di kali yang dianggapnya sebagai biang kerok banjir di Simpang Mampang.

"Sekarang terjadi banjir di Mampang karena ternyata warga masih membuang sampah ke badan air, ke sungai, sehingga menghambat di bawah jembatan," kata Imam ditemui Kompas.com di bilangan Kukusan, Kamis.

"Saya berharap masyarakat membantu dalam masalah sampah, jangan dibuang di saluran air," ujarnya.

Baca juga: Simpang Mampang Depok Banjir sejak Dini Hari padahal Tidak Diguyur Hujan

Namun, bagi warga setempat maupun orang-orang yang rutin melintasi kawasan ini, banjir di Simpang Mampang merupakan fenomena yang hampir dianggap lazim.

Sudah bertahun-tahun banjir terjadi dan dianggap tidak sesederhana akibat warga membuang sampah ke kali.

Warga setempat sekaligus pengurus Dewan Kemakmuran Masjid Jami Al Istiqomah, Gandi, mengaku sudah menghadapi banjir sejak ia tinggal di kawasan ini pada 2010 silam.

"Bahkan kalau enggak hujan pun, dia sudah seperti ini, banjir," ujar Gandi ditemui di lokasi pada Kamis siang.

"Kali Licin memang sudah dangkal. Dulu pernah saya normalisasi tahun 2016 sepanjang dari madrasah sampai bendungan sana. Kemudian selain itu banyak jembatan-jembatan yang milik pribadi yang tidak sesuai dengan standar. Itu juga jadi sampah-sampah dapat tersangkut," ia menambahkan.

Baca juga: Simpang Mampang Depok Sering Banjir, Warga Minta agar Segera Ditangani, Jangan Margonda Terus yang Dibenahi

Masjid Al Istiqomah pun amat terganggu dengan banjir yang rutin terjadi ini. Gandi berujar, ketika Kali Licin meluap, lumpur merembes lewat lubang pembuangan sehingga mengganggu wudu para jemaah.

"Saya penginnya ada penanganan khusus ya," kata dia.

"Di musrenbang di tingkat kota cuma dibahas, bahasanya kan ini sudah tiap tahun nih jadi prioritas, tapi sampai sekarang belum ada langkah dari pemda bagaimana solusinya," tutur Gandi.

Adit, warga Rangkapan Jaya, Pancoran Mas, yang sehari-hari lewat kawasan ini dari Jalan Raya Sawangan, mengaku jengah.

"Genangan ini bukan yang pertama terjadi di Jalan Raya Sawangan, ini sudah jadi wajah baru buat di Jalan Raya Sawangan," ungkap Adit kepada Kompas.com pada Kamis.

Baca juga: Kekacauan Usai Margonda Diterpa Puting Beliung: Ratusan Gardu Listrik Rusak, Pohon Tumbang, dan Mobil Ringsek

"Upaya-upaya yang dilakukan rasanya enggak berhasil. Dari pemerintah juga upaya penanganan banjir di perempatan ini pun enggak kelihatan. Ini meresahkan masyarakat dan pengguna jalan karena alirannya sangat deras," ia menambahkan.

Adit meminta pemerintah menaruh perhatian pada banjir di Simpang Mampang. Ia berharap agar hal ini tak terjadi di tahun-tahun mendatang.

Terlebih lagi, saban kena banjir, kawasan ini akan diseraki banyak sampah yang terbawa di Kali Licin. Sampah di Kali Licin banyak tersangkut di jembatan pula.

"Biasanya kalau banjir itu penanganannya lambat banget. Warga terlihat membersihkan sendiri sampah-sampahnya. Tolong tanggap, Pemerintah Kota Depok. Jangan cuma Margonda saja yang dibagusin. Ini enggak pernah selesai," kata Adit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com