Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Teluk Jakarta Tercemar Parasetamol, Dinas LH DKI: Masih Harus Dibuktikan

Kompas.com - 05/10/2021, 20:46 WIB
Singgih Wiryono,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Syaripudin mengatakan, pencemaran Teluk Jakarta oleh limbah parasetamol masih perlu dibuktikan.

Pasalnya, penelitian yang menyebutkan Teluk Jakarta tercemar parasetamol dilakukan pada 2017-2018.

"Saat ini kita harus membuktikan apakah benar-benar di dua titik itu ada konsentrasi tinggi parasetamol," kata Syaripudin saat ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (5/10/2021).

Baca juga: Kandungan Parasetamol Cemari Teluk Jakarta, Akibat Gaya Hidup atau Disengaja?

Syaripudin mengatakan, Dinas LH DKI Jakarta rutin memantau kualitas air, baik di laut, danau, atau sungai yang ada di Jakarta.

Namun, dalam peraturan pemerintah tentang pengaturan air baku, tidak ada variabel parasetamol sebagai salah satu bentuk pencemaran.

Meski demikian, Syaripudin mengatakan, Dinas LH tetap memeriksa sampel air Teluk Jakarta yang disebut tercemar parasetamol.

"Nanti hasilnya dua minggu baru bisa disampaikan apakah ada di situ mengandung parasetamol yang tinggi," ujar dia.

Baca juga: Langkah Anies soal Kampanye Anti-rokok di Jakarta, Kirim Surat ke Bloomberg hingga Larang Pajang Bungkus Rokok

Syaripudin menjelaskan, Dinas LH juga menyelidiki sumber pencemaran tersebut.

Dugaan awal saat ini, pencemaran disebabkan tingginya konsumsi parasetamol di masyarakat, kemudian dibuang melalui ekskresi lalu disalurkan ke pembuangan limbah.

"Lalu bisa juga dari rumah sakit, bisa juga dari industri farmasi dan kemungkinan dari tempat lain, kami akan selidiki," kata dia.

Sebelumnya, temuan Teluk Jakarta tercemar parasetamol dimuat dalam Buletin Polusi Laut yang diterbitkan oleh sciencedirect.com dengan judul "Konsentrasi Tinggi Parasetamol dalam Limbah yang Mendominasi Perairan Teluk Jakarta, Indonesia".

Dalam Buletin Polusi Laut disebutkan konsentrasi tinggi parasetamol terdeteksi di Angke dengan kadar 610 ng/L dan Ancol 420 ng/L.

Baca juga: Warga Jakarta Bakal Dilarang Gunakan Air Tanah, Begini Respons Pemprov DKI

Temuan zat parasetamol di laut merupakan temuan pertama kali di laut Indonesia berdasarkan studi Buletin Polusi Laut.

Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Zainal Arifin mengatakan, dua sumber yang dicurigai menjadi muasal kandungan parasetamol adalah limbah industri farmasi dan pemakaian obat ini yang cukup besar.

"Jadi sumber bisa dari industri atau pemakaian (obat parasetamol)," ujar Zainal, Jumat (1/10/2021).

Zainal mengatakan, parasetamol merupakan obat yang bebas dijual di tengah masyarakat dan tidak memerlukan resep dokter untuk dikonsumsi.

Parasetamol yang dikonsumsi, kata Zainal, akan dikeluarkan melalui cairan seni dan kotoran yang diproduksi manusia dan mencemari air limbah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com