Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pegawai KPI Korban Pelecehan Masih Tunggu Hasil Tes Psikiatri Forensik

Kompas.com - 07/10/2021, 20:35 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Muhammad Mualimin, anggota tim kuasa hukum MS, korban dugaan pelecehan seksual dan perundungan di kantor Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), mengatakan bahwa kliennya masih menunggu hasil pemeriksaan psikiatri forensik dari RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.

"Kalau pemeriksaan psikiatri forensik di RS Polri belum tuntas. MS harus menjalani maksimal 14 kali pemeriksaan di RS Polri. Hingga kini MS baru menjalani lima kali pertemuan tatap muka," kata Mualimin, Kamis (7/10/2021).

Ia menyebutkan, hasil itu akan digunakan untuk menaikkan status hukum terhadap para terlapor.

Baca juga: Pegawai KPI Korban Pelecehan Disebut Butuh Trauma Healing

"Penyidik Polrestro Jakarta Pusat masih menunggu hasil pemeriksaan psikiatri forensik RS Polri," ujar Mualimin.

Penyelidikan kasus dugaan pelecehan seksual dan perundungan terhadap MS masih terus bergulir di Mapolrestro Jakarta Pusat. Mualimin mengatakan, rencananya MS bersama istri dan ibunya, akan ke RS Polri pada Kamis depan untuk pemeriksaan psikis lanjutan. Hasil pemeriksaan itu untuk melengkapi alat bukti.

Sementara itu, hasil pemeriksaan psikolog dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) terhadap MS sudah keluar pada Rabu kemarin.  Berdasarkan hasil tes tersebut, MS disebut mengalami post traumatic syndrome disorder (PTSD). Selain itu, disebutkan  bahwa MS belum bisa berdamai dengan masa lalunya.

"Masih tidak percaya mengapa ia bisa jadi korban pelecehan seks dan perundungan, serta cenderung paranoid karena membayangkan hal buruk yang akan terjadi padanya di berbagai situasi," kata Mualimin.

Hasil pemeriksaan psikologis juga menunjukkan, MS tampak emosional, mudah histeris, dan menangis saat menceritakan kejadian pelecehan seksual yang dialaminya.

"Ia merasa bodoh karena tidak bisa membantu dirinya sendiri atas kejadian yang dialaminya saat ini," lanjut dia.

Selain itu, perilaku MS juga disebut sering tiba-tiba berteriak sendiri hingga mengagetkan sekitarnya.

"Ia mudah stres, sulit konsentrasi, dan kurang mampu mengontrol dorongan dalam dirinya," ujar dia.

Dari hasil tes tersebut, disimpulkan bahwa MS membutuhkan intervensi psikologis dan dukungan keluarganya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com