Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikeluhkan Ambil Foto Perumahan Tanpa Izin, Google Minta Maaf dan Hapus Pemetaan Perumahannya

Kompas.com - 28/10/2021, 09:00 WIB
Muhammad Naufal,
Jessi Carina

Tim Redaksi

Pada bulan Maret 2021, ada sebuah mobil yang memasuki perumahannya. Dia yang mencurigai keberadaan mobil tersebut kemudian bertanya ke orang yang berada di mobil itu.

Kepada Khairul, orang yang berada di mobil mengaku sebagai rekanan Google Indonesia. Mereka mengaku sedang melakukan pemetaan di sana.

Beberapa saat setelahnya, mereka memberikan surat tugas ke Khairul.

"Pas kita tanya-tanya, ngasihlah dia surat tugas. Dia ngakunya petugas lapangan dari PT Kelly Service Indonesia, rekanan @googleindonesia. Surat tugasnya sudah kami foto. #GoogleLanggarPrivasi," urai dia.

Khairul kembali bertanya ke para petugas itu soal perizinan untuk memetakan perumahannya. Usai ditanya, petugas memberikan sebuah surat endorse dan bukan surat perizinan.

Menurut dia, pihak yang mengeluarkan surat endorse agar mampu memfoto perumahan Khairul adalah Eko Sulistyo, yang saat itu menjabat sebagai Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan.

Surat tersebut ditandatangani pada tanggal 10 Agustus 2018.

"Surat endorse itu dukungan terhadap @googleindonesia untuk sukseskan Asian Games (AG) 2018, dengan pemetaan tempat2 yang mendukung kesuksesan AG. Terus apa hubungannya dengan komplek gw yang cluster?," lanjut Khairul.

Karena merasa ada hal yang ganjil, dia meminta agar para tugas menghapus pemetaan perumahannya.

Petugas, kepada Khairul, berjanji akan menghapus pemetaan tersebut.

Namun, pada 23 Oktober 2021, warga perumahan tersebut melihat bahwa peta perumahan mereka muncul di Google Street View.

Bahkan, foto diri Khairul juga tampak di Gogle Street View.

"Tolong PT Kelly Service Indonesia dan @googleindonesia untuk mentake down hasil pemetaan kompleks gw. Kompleks gw bukan jalan umum dan gak ada hubungannya sama kesuksesan Asian Games yang lo jadikan alasan buat foto-foto areal non publik seenaknya. #GoogleLanggarPrivasi," harap Khairul dalam cuitan terakhirnya soal keluhan pemetaan perumahannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com