Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu Korban Tewas Kecelakaan Transjakarta, Baru Antar Lamaran Kerja dan Ingin Temui Anak

Kompas.com - 29/10/2021, 05:00 WIB
Rindi Nuris Velarosdela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - "Takdir itu bersifat rahasia. Tidak ada yang tahu kapan kematian akan datang"

Ungkapan di atas seolah menggambarkan kisah pilu korban tewas kecelakaan maut bus Transjakarta di Halte Cawang-Ciliwung, Senin (25/10/2021) lalu.

Hari itu seharusnya menjadi hari membahagiakan bagi Dadan Suhendar bin Ade (29). Dia akan bekerja kembali setelah sekian lama kerja serabutan dan bakal menemui anak kandungnya.

Tak ada firasat dari keluarga Dadan. Sehari sebelum peristiwa naas itu terjadi, Dadan sempat bercerita kepada ibunya, Yati Nurhayati (65), bahwa dia akan berkeja kembali di kantor tempatnya bekerja dulu.

Baca juga: Cerita Haru Korban Kecelakaan Bus Transjakarta: Saya Peluk Seorang Bapak, Kita Masih Selamat . . .

Pasalnya, Dadan dipanggil oleh kantor tempatya bekerja dulu untuk mengisi posisi sebagai cleaning service.

Sebelumnya, Dadan hanya bekerja serabutan, salah satunya menjaga warung internet.

"Dia masuk lagi di kerjaan tempat dulu, dipanggil lagi. Pas hari Senin, dia berangkat katanya dipanggil lagi di tempat kerjaan yang dulu sebagai cleaning service," ujar Yati.

Senin pagi, Dadan kembali menghubungi ibunya. Kali ini, dia hanya menginformasikan keberadaannya yang sudah berangkat menuju kantor untuk survei lokasi.

"Pagi berangkat jam setengah 4 dia jalan kaki, pas jam 6 dia sampai dan telepon saya, 'Ma, Dadan udah sampai, alhamdullilah'. Jam 6 dia kesana dan ngasih lamaran," kata Yati.

Setelah mengantar lemaran kerja di kantor barunya, Dadan berencana menemui anak kandungnya yang tinggal dengan istri sirinya.

Rencana itu pun kembali disampaikan kepada ibunya. Yati pun tidak memiliki firasat apapun.

"Dia katanya mau ngasih susu ke anaknya jam 7 naik Transjakarta," ujar Yati.

Hati Dadan dipenuhi kebahagiaan hari itu. Dia telah mengantar lamaran kerja, lalu beberapa saat lagi dia akan bertemu dengan anak kandungnya.

Dia pun memilih naik bus Transjakarta untuk menemui anaknya. Dia duduk di deretan bangku belakang, seolah ingin bersantai sejenak setelah lelah jalan kaki.

Baca juga: Tewas dalam Kecelakaan Bus Transjakarta, Dadan Terpental Jauh dari Kursi

 

Baru saja Dadan duduk di deretan bangku belakang, tiba-tiba bus yang ditumpanginya ditabrak bus Transjakarta lain dari arah belakang.

Akibatnya, tubuh Dadan terpental dari kursi. Dia mengalami luka cukup parah di bagian dada. Dadan kemudian dilaporkan menjadi salah satu dari dua korban tewas akibat kecelakaan maut tersebut.

Keinginan Dadan untuk menemui anak kandungnya harus sirna akibat maut yang datang secara tiba-tiba.

Baca juga: Polisi Periksa 5 Saksi untuk Ungkap Penyebab Kecelakaan Bus Transjakarta yang Tewaskan 2 Orang

"Belum sempat dia ngeliat anaknya keburu kejadian (kecelakaan) itu," kata Yani.

Selain Dadan, pengemudi bus Transjakarta yang menabrak bus di depannya juga dilaporkan tewas di tempat.

Hingga kini, Kepolisian masih menyelidiki penyebab kecelakaan maut tersebut. Dugaan sementara, pengemudi bus Transjakarta mengantuk sehingga kecelakaan maut itu terjadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com