Ia mempertanyakan dasar dan data ilmiah pemerintah dalam membuat kebijakan perjalanan penumpang.
Senada disampaikan Sari (50) warga Bantul, Yogyakarta. Gara-gara syarat PCR, ia terpaksa transit selama 12 jam di Terminal Kalideres.
Sari dan suami hendak menuju Padang dari Yogyakarta. Setelah berhitung, mereka merasa naik bus jauh lebih hemat dibanding pesawat.
Namun, mereka harus menumpuh waktu perjalan hingga dua hari dua malam menuju Padang.
"Saya berangkat Selasa malam dari Yogyakarta, tiba di Kalideres jam 03.00 subuh. Lalu bus tujuan Padang berangkat jam 15.00 WIB. Jadi saya di sini (terminal Kalideres) 12 jam," jelas Sari.
Baca juga: Plintat-plintutnya Pemerintah Atur Perjalanan Warga
Pilihan ini diakuinya cukup sulit. Ia mengaku baru pertama kalinya pulang kampung dengan menumpang bus, sejak 20 tahun terakhir.
Kenyataannya, ia merasa perjalanan panjang dengan bus relatif berat. Ia baru menyadari besarnya biaya pemenuhan kebutuhan selama perjalanan dan transit.
"Biaya makannya ternyata mahal. Biaya ke toilet saja sudah berapa," ujar Sari sambil terkekeh.
Berdasarkan pengalamannya tersebut, ia berharap pemerintah tidak asal membuat kebijakan. Dampaknya langsung dirasakan masyarakat.
"Itu semua karena PCR, peraturan juga ganti-ganti seenaknya dan dadakan. Selain mahal, ini menyulitkan masyarakat," jelas dia.
Baca juga: Boleh Pakai Antigen, Penumpang Bus di Terminal Kalideres Tidak Diwajibkan PCR
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.