Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Anak Ismail Marzuki Berjualan Minuman Es hingga Ikan Cupang untuk Mengisi Waktu di Usia Senja

Kompas.com - 12/11/2021, 13:57 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadi anak pahlawan nasional Ismail Marzuki tak menjamin kesejahteraan hidup Rachmi Aziya (71).

Rachmi yang sudah memasuki usia senja itu kini hidup secara sederhana di sebuah rumah kontrakan di kawasan Sawangan, Depok, Jawa Barat. Ia menampati rumah kontrakan tersebut bersama sang suami.

Untuk kesehariannya, Rachmi mengaku menjalani bisnis kecil-kecilan, seperti menjual ikan cupang.

Modalnya didapat dari uang bantuan yang diberikan pemerintah kepada keluarga pahlawan nasional.

Uang bantuan tersebut senilai Rp 50 juta per tahun. Selain digunakan sebagai modal bisnis, uang tersebut juga dipakai Rachmi untuk membayar sewa kontrakan dan berobat.

Baca juga: Saat Sang Ayah Tampil di Google Doodle, Anak Ismail Marzuki Hidup dalam Impitan Ekonomi

Rachmi sempat mengidap stroke pada tahun 1984. Beruntung, ia bisa kembali pulih dan beraktivitas normal. Kini, ia tetap harus rutin meminum obat.

“Obat darah tinggi, asam urat, kolesterol. Ya orang sepuh kan ada aja,” ujarnya saat ditemui Kompas.com, Rabu (10/11/2021).

Sebelum berjualan ikan cupang, Rachmi sempat berjualan minuman es di depan rumah kontrakannya yang kebetulan berdekatan dengan sebuah sekolah dasar.

Namun, sejak pandemi Covid-19 melanda, Rachmi tidak lagi melanjutkan bisnis tersebut karena kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring dari rumah.

“Jualan itu saya buat ngisi hari-hari tua saja. Biar enggak stres, enggak jenuh. Kalau dibilang kekurangan rezeki, alhamdulillah enggak,” kata Rachmi.

Baca juga: Ismail Marzuki di Mata Putri Tunggalnya: Bapak Pahlawan Musik, Pahlawan Rumah Tangga

Mengenal Ismail Marzuki

Ayahanda dari Rachmi, Ismail Marzuki, dikenal sebagai maestro Tanah Air.

Semasa hidupya, Ismail menciptakan dan menggubah ratusan lagu-lagu patriotik dan lagu kebangsaan Indonesia, seperti Gugur Bunga dan Halo Halo Bandung.

Ia meninggal pada 5 Mei 1958 di pangkuan istri, Eulis, dengan disaksikan Rachmi yang saat itu masih berusia 8 tahun.

Ismail Marzuki dimakam di TPU Karet Bivak, Jakarta. Pada batu nisannya dipahatkan lagu Rayuan Pulau Kelapa.

Beberapa puluh tahun setelahnya, pemerintah berniat untuk memindahkan makamnya ke Taman Makan Pahlawan di Kalibata.

Baca juga: Kisah Anak Semata Wayang Ismail Marzuki, Ditipu Orang Dekat yang Izin Pakai Lagu Ayahnya

Namun keluarga menolak dan menganggap jika hal tersebut bukanlah kepentingan yang mendesak.

Bagi pihak keluarga, di mana pun jasadnya dikubur, karya abadi Ismail Marzuki tetaplah bertumpu di hati rakyat Indonesia.

(Penulis : Wahyu Adityo Prodjo/ Editor : Irfan Maullana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com