Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/12/2021, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Perserikatan Bangsa–bangsa menyebutkan tahun 2014, sebanyak 54 persen penduduk sudah tinggal di kota dan akan terus meningkat hingga mencapai 66 persen pada tahun 2050.

Mengapa kota amat memikat? Di mana ada gula, di situ ada semut. Sesederhana itu.

Kota adalah simpul utama dalam globalisasi ekonomi. Pendapat beberapa pakar, kota adalah kontributor sebenarnya dalam ekonomi negara karena aktivitas penyumbang pendapatan nasional utamanya berada di kota.

Kota ketiban untung dari berkumpulnya infrastruktur fisik, sumber daya manusia, serta teknologi komunikasi dan informasi yang mendukung pembangunan ekonomi.

Kota yang berdaya saing tinggi menjadi tujuan lokasi berpindahnya modal, manufaktur mutakhir, bakat-bakat terbaik, teknologi, turis, event dan warga kaya (Yananda dan Salamah, 2014).

Demikian juga dengan Jakarta. Posisinya tidak lagi bersaing dengan daerah lain di Indonesia, melainkan dalam kontestasi dengan kota-kota global.

Salah satu strateginya adalah dengan membangun citra dan reputasi yang positif, melalui city branding (penjenamaan kota).

Belakangan, Jakarta memperkenalkan jenama +Jakarta kota kolaborasi.

City branding adalah proses strategis untuk mengomunikasikan citra suatu kota atau daerah kepada seluruh pihak yang berkepentingan, termasuk di antaranya penduduk kota, turis, investor dan sebagainya (Raharjo, 2015).

Tujuan dari pemberian merek suatu kota, yaitu untuk meningkatkan daya saing dan memberikan citra lebih spesifik untuk mampu membedakan kota tersebut dengan kota lain (Hall, 2002 dalam Huh 2006; Roostika 2012).

Secara resmi, +Jakarta baru mulai ditetapkan pada 22 Juni 2020 lalu, tepat saat ulang tahun kota ini ke-493 ditandai dengan terbitnya Peraturan Gubernur Nomor 58 Tahun 2020 tentang Penjenamaan Kota.

Sejak itu, berbagai atribut visual dengan logo +Jakarta banyak kita jumpai di berbagai sudut kota.

Bentuknya yang paling banyak adalah mural, yang biasanya juga mencantumkan identitas lokal (baca: kelurahan) yang mendahului logo +Jakarta.

Ada juga yang berbentuk instalasi besar seperti di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.

Jenama +Jakarta kota kolaborasi sejatinya mengandung nilai filosofis, yakni sebuah katalis dan ajakan untuk berkolaborasi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Mama Mau Pergi Demo Dulu, demi Masa Depan Kalian...'

"Mama Mau Pergi Demo Dulu, demi Masa Depan Kalian..."

Megapolitan
Ada 8 Kasus DBD di RSUD Tamansari, 6 Pasien di Antaranya Anak-anak

Ada 8 Kasus DBD di RSUD Tamansari, 6 Pasien di Antaranya Anak-anak

Megapolitan
Pengedar Titipkan Narkoba ke Tahanan yang Lagi Sidang di PN Depok

Pengedar Titipkan Narkoba ke Tahanan yang Lagi Sidang di PN Depok

Megapolitan
Bandar Tembakau Sintetis di Pesanggrahan Terbongkar, Berpindah-pindah Sebelum Akhirnya Pengguna Ditangkap

Bandar Tembakau Sintetis di Pesanggrahan Terbongkar, Berpindah-pindah Sebelum Akhirnya Pengguna Ditangkap

Megapolitan
Berkas Perkara Pembunuh 4 Anak Kandung di Jagakarsa Dilimpahkan ke Kejaksaan, tetapi Belum Lengkap

Berkas Perkara Pembunuh 4 Anak Kandung di Jagakarsa Dilimpahkan ke Kejaksaan, tetapi Belum Lengkap

Megapolitan
Angkot Listrik Bakal Mengaspal di Kota Bogor, Dishub Bakal Seleksi Calon Sopir

Angkot Listrik Bakal Mengaspal di Kota Bogor, Dishub Bakal Seleksi Calon Sopir

Megapolitan
Dinas LH DKI Imbau Warga Terapkan Konsep 'Green Ramadhan' demi Lestarikan Lingkungan

Dinas LH DKI Imbau Warga Terapkan Konsep "Green Ramadhan" demi Lestarikan Lingkungan

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Cirebon untuk Mudik Lebaran 2024

Tarif Tol Jakarta-Cirebon untuk Mudik Lebaran 2024

Megapolitan
Brankas Beserta Isinya Dirampok, Warga Ciracas Kehilangan BPKB hingga Logam Mulia

Brankas Beserta Isinya Dirampok, Warga Ciracas Kehilangan BPKB hingga Logam Mulia

Megapolitan
JPO Depan Kampus Trisakti Rusak, Pengamat: Merusak Budaya Berjalan Kaki

JPO Depan Kampus Trisakti Rusak, Pengamat: Merusak Budaya Berjalan Kaki

Megapolitan
JPO Depan Kampus Trisakti Sempat Bolong, Pengamat: Mengabaikan Prinsip Memanusiakan Pejalan Kaki

JPO Depan Kampus Trisakti Sempat Bolong, Pengamat: Mengabaikan Prinsip Memanusiakan Pejalan Kaki

Megapolitan
Rumah di Ciracas Dibobol Maling, Isi Brankas Senilai Rp 150 Juta Raib

Rumah di Ciracas Dibobol Maling, Isi Brankas Senilai Rp 150 Juta Raib

Megapolitan
Jadwal Mundur, Uji Coba Lima Angkot Listrik di Bogor Dimulai Awal April

Jadwal Mundur, Uji Coba Lima Angkot Listrik di Bogor Dimulai Awal April

Megapolitan
Rumah Kos di Jagakarsa Jadi Tempat Produksi Tembakau Sintetis Selama 3 Bulan

Rumah Kos di Jagakarsa Jadi Tempat Produksi Tembakau Sintetis Selama 3 Bulan

Megapolitan
Meski Jadi Korban Main Hakim Sendiri, Pengemudi Ford Ecosport yang Mabuk Tetap Ditilang

Meski Jadi Korban Main Hakim Sendiri, Pengemudi Ford Ecosport yang Mabuk Tetap Ditilang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com