Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan Sementara KNKT soal Ratusan Kecelakaan Transjakarta: Sopir Kelelahan, Jam Kerja Jadi Sorotan

Kompas.com - 11/12/2021, 15:29 WIB
Tria Sutrisna,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komite Nasional Keselamatan Indonesia (KNKT) ikut turun tangan membahas dan mencarikan solusi untuk mencegah kecelakaan bus transjakarta.

Hal itu dilakukan karena kecelakaan bus Transjakarta cukup banyak terjadi dan telah melewati batas toleransi yang bisa diterima KNKT.

Data PT Transjakarta dalam rapat dengan Komisi B DPRD DKI Jakarta, Senin lalu, menyebut ada 502 kecelakaan yang melibatkan bus mereka dalam kurun Januari-Oktober 2021.

Direktur Utama PT Transjakarta Yana Aditya mengatakan, kecelakaan paling banyak disebabkan bus menabrak obyek tertentu atau kecelakaan tunggal, yakni 88 persen dari total kecelakaan.

Baca juga: 502 Laka Bus Transjakarta pada Januari-Oktober, KNKT: Melebihi Batas Toleransi

Kemudian, 12 persen lainnya, bus Transjakarta ditabrak atau diserempet oleh kendaraan lain.

"Ini (data kecelakaan) belum termasuk yang kemarin di bulan November," kata Yana dalam rapat kerja bersama Komisi B DPRD DKI Jakarta, Senin (6/12/2021).

Dari data itu, Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono mengungkapkan bahwa mayoritas kecelakaan disebabkan oleh bus Transjakarta yang menabrak.

Baca juga: Suara Sopir Bus Transjakarta: Kerja hingga Dini Hari, Kadang Hanya Tidur 2 Jam

Faktor manusia pun menjadi salah satu poin utama yang disorot KNKT dalam mengaudit PT Transjakarta.

“Masalah human factors ini menjadi hal yang dominan, karena unit Transjakarta berjalan di koridor, yang menyebabkan rasa lelah yang luar biasa bagi pengemudi,” kata Soerjanto.

Jumlah kecelakaan tak bisa ditoleransi

Soerjanto menyebut bahwa jumlah kecelakaan bus Transjakarta yang dicatatkan saat terbilang cukup tinggi. Hal itu menjadi faktor utama KNKT turun tangan untuk mencari solusi guna mencegah kecelakaan kembali terulang.

"Karena kami melihat kecelakaannya jumlahnya juga sudah sangat banyak, signifikan," kata Soerjanto di kantor PT Transjakarta, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (10/12/2021).

Dia pun secara tegas mengatakan, 502 kecelakaan bus Transjakarta yang terjadi dalam kurun Januari-Oktober 2021 tidak dapat lagi ditoleransi.

Baca juga: Duduk Perkara Video Direksi Transjakarta Tonton Tari Perut: Terjadi 1,5 Tahun Lalu, Sudah Ditegur DPRD

"Nah ini sudah melebihi batas toleransi yang bisa kami terima," ujar Soerjanto.

Untuk itu, dia meminta kepada PT Transjakarta agar bisa lebih terbuka terhadap setiap kecelakaan yang tejadi. Dengan begitu, KNKT bisa memberikan rekomendasikan atau masukan yang sesuai untuk mencegah kejadian serupa terulang.

"Yang penting adalah keterbukaan dari Transjakarta, itu adalah satu hal yang sangat penting," kata Soerjanto.

KNKT bersama PT Transjakarta akan mencari solusi yang terbaik agar tidak terjadi lagi kecelakaan bus Transjakarta.

Soroti faktor human error

Menurut Soerjanto, KNKT sudah mendatangi kantor PT Transjakarta guna menghimpun keterangan ihwal kecelakaan bus Transjakarta yang sering terjadi belakangan ini.

Berdasarkan hasil temuan sementara KNKT, diketahui bahwa keluhan para sopir transjakarta soal menahan rasa kantuk.

"Pengemudi keluhan mereka ngantuk. Kenapa ngantuk? Ternyata mereka berjalan di koridor yang sempit, itu memerlukan konsentrasi yang lebih daripada bus yang berjalan di jalan biasa," ungkap Soerjanto di Cawang, Jakarta Timur, Jumat (10/12/2021).

Baca juga: Wagub DKI: Rekomendasi KNKT Jadi Dasar Perbaikan Transjakarta

Padahal, kata Soerjanto, sopir bus Transjakarta, memerlukan konsentrasi yang lebih dibanding sopir bus lain karena harus melaju di jalur khusus yang lebih sempit.

"Atau harus lebih fokus daripada yang lain, menyebabkan kelelahan yang cukup signifikan kepada pengemudi," ujar Soerjanto.

Saat ini, KNKT dan PT Transjakarta tengah berupaya mencari solusi untuk mengurangi keletihan sopir transjakarta, sehingga bisa lebih fokus ketika mengemudi.

"Kami akan lihat scheduling antara libur dan hari kerja terus, bagaimana jam kerjanya, terus bagaimana masalah-masalah lain yang berkaitan dengan masalah pengemudi," kata Soerjanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com