Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditargetkan Rampung Mei 2021, Tugu Sepeda yang Digagas Anies Masih Tertutup Terpal

Kompas.com - 28/12/2021, 20:06 WIB
Singgih Wiryono,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki penghujung tahun 2021, Kompas.com menyambangi proyek Tugu Sepeda yang digagas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada April 2021 lalu.

Proyek yang memakan anggaran hingga Rp 800 juta ini tadinya ditargetkan rampung pada bulan Mei 2021. Namun, proyek Tugu Sepeda masih tampak terbengkalai pada Selasa (28/12/2021).

Tugu setinggi empat meter yang dibangun di sisi Jalan Sudirman itu masih ditutupi terpal berwarna biru. Di sekelilingnya ada tembok berwarna merah-putih sebagai penanda proyek masih berlangsung.

Baca juga: Bantah Proyek Tugu Sepeda Mangkrak, Dishub DKI: Progres Sudah 90 Persen Lebih

Meski begitu, tidak tampak ada pekerja yang melanjutkan pembangunan Tugu Sepeda tersebut.

 

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, Tugu Sepeda tersebut masih menunggu penyelesaian akhir.

Monumen itu akan diresmikan berbarengan dengan proyek baru di sekitar kawasan Semanggi, termasuk Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) yang berbentuk kapal pinisi di Jalan Sudirman.

"Tentu kita akan menunggu penyelesaian secara menyeluruh termasuk di dalamnya akan ada penataan di sekitar kawasan Semanggi. Apabila selesai akan segera kita resmikan," kata Syafrin, Selasa (28/12/2021).

Baca juga: Dulu Digembar-gemborkan, Pembangunan Tugu Sepeda Anies Baswedan Kini Mangkrak…

 

Tugu Sepeda Tuai Polemik

Sejumlah pihak kemudian mengkritik pembangunan tugu yang dianggap tidak esensial tersebut.

Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Eneng Malianasari, misalnya merasa keberatan jika dana Rp 800 juta digunakan untuk membangun sebuah tugu.

Uang tersebut, menurut Eneng, lebih baik digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat bagi masyarakat, seperti pembangunan jalur sepeda.

"Kalau Tugu Sepeda kan manfaatnya tidak terasa secara langsung. Kurang penting dibanding jalur sepeda," ucap dia.

Baca juga: Kritik Tugu Sepeda Senilai Rp 800 Juta, Komunitas Pesepeda: Lebih Baik Perbaiki Jalur Permanen

Warga DKI Jakarta juga banyak yang mengkritik pembangunan Tugu Sepeda tersebut.

"Lebih baik uangnya buat bantu-bantu orang yang terdampak pandemi," kata Ovi Hasna, warga Jakarta Selatan, saat diwawancarai di lokasi pembangunan Tugu Sepeda.

"Pembangunannya tidak tepat karena sedang pandemi, sangat tidak baik menurut saya kalau diizinkan pemerintah," lanjutnya, dilansir dari Tribun Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com