JAKARTA, KOMPAS.com - Artikel mengenai polisi yang menyuruh ibu di Bekasi menangkap sendiri pelaku pencabulan anaknya masih menjadi berita yang paling banyak dibaca di kanal Megapolitan sepanjang Selasa (28/12/2021) kemarin.
Berita populer lainnya adalah laporan mengenai kegeraman Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi yang sampai menggebrak meja saat rapat kerja dengan manajemen Ancol.
Selain itu, pengakuan dokter Richard Lee yang menyesal mengedukasi masyarakat soal produk abal-abal juga menarik perhatian banyak pembaca.
1. Saat Polisi Suruh Ibu Korban Tangkap Sendiri Pelaku Pencabulan, Polda Metro Selidiki Dugaan Pelanggaran Anggota
Keluarga korban memutuskan menangkap sendiri A (35) yang mencabuli bocah perempuan berinisial S (11). S diduga dicabuli A yang merupakan tetangganya sendiri.
DN (34), ibu korban, mengatakan bahwa ia dan keluarganya memutuskan menangkap sendiri pelaku karena laporan mereka dicueki polisi.
DN dan keluarganya sebelumnya melaporkan kasus dugaan pelecehan seksual itu ke Polres Metro Bekasi pada 21 Desember 2021. Mendengar kabar dia dilaporkan, A kemudian mencoba melarikan diri.
DN dan keluarga lalu memberi tahu polisi bahwa pelaku akan kabur. Polisi justru menyuruh DN dan keluarga menangkap sendiri pelaku.
Ucapan polisi itu ternyata benar-benar dilakukan keluarga korban lantaran khawatir pelaku melarikan diri.
"Dia (polisi) bilang saya yang harus disuruh nangkap sendiri. Ya sudah, akhirnya saya sama adik saya sama saudara lapor ke Stasiun Bekasi buat tangkap pelaku," ucap DN.
Polda Metro Jaya pun kini menyelidiki dugaan adanya pelanggaran prosedur oleh anggota Polres Metro Bekasi.
Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Kronologi Ibu Korban Tangkap Sendiri Pelaku Pencabulan, Berujung Permintaan Maaf
2. Gebrak Meja, Ketua DPRD DKI Sebut Pinjaman Ancol Rp 1,2 Triliun Buang-buang Uang
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi menggebrak meja saat menyampaikan pertanyaan kepada jajaran direksi PD Pembangunan Jaya Ancol.
Prasetyo menyebut, pinjaman uang senilai Rp 1,2 triliun yang diajukan Ancol kepada Bank DKI merupakan aksi menghambur-hamburkan uang di saat kondisi ekonomi sedang susah.