Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saling Lapor Sopir Taksi Online dan Penumpang yang Berujung Damai...

Kompas.com - 02/01/2022, 10:24 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Krisiandi

Tim Redaksi

"Yang ada, yang saya sampaikan tadi, hanya megang dagu, kemudian ditepis (oleh NT)," lanjut Zulpan.

GJ mengaku hanya memegang tangan kiri NT untuk mencegatnya pergi lalu meminta uang ganti rugi yang dianggapnya sesuai.

Akibat tuduhan pelecehan seksual yang sudah terlanjur viral di media sosial itu, GJ mangaku dirundung masyarakat sebagai pelaku pelecehan seksual.

Diketahui, NT sempat mengunggah kronologi kejadian tersebut di akun Instagram pribadinya satu hari setelah kejadian. Unggahan itu pun mendapat banyak perhatian netizen.

Merasa dipukul duluan

Selanjutnya, menurut versi NT, lantaran merasa risih dipegang-pegang, tangan GJ pun ditepisnya. Dari situ, GJ disebut langsung menampar NT.

"Begitu saya menepis tangan dia, dia langsung tampar saya," kata NT.

Tak tinggal diam, NT pun membalas tamparan itu dengan sebuah pukulan, yang juga dibantu saudari NT yang menumpang di mobil itu bersama-sama.

Baca juga: Perempuan Diduga Dilecehkan dan Ditendang, Polisi Buru Sopir Taksi Online

Lanjut NT, si sopir kemudian membalas pukulan dengan menendang perut NT.

"Setelah saya pukul dia, dia langsung nendang saya di bagian perut," kata NT.

Saat itu, adik NT, datang dan geram mengetahui kakaknya dilukai. Perkelahian antara sopir dan adik NT pun terjadi.

Akibat kejadian itu, NT dan adiknya pun mengalami luka ringan. NT mengaku mengalami luka ringan dan trauma.

"Meskipun ini hanya luka ringan, sebenarnya lukanya enggak seberapa, tapi efek dari traumanya. Saya dilecehin, dipegang payudara, ditendang, ditampar," ujar NT.

Tim Kuasa Hukum sopir taksi online yang diduga menganiaya penumpang di Tambora, Jakarta Barat, Siprianus Edi Harddum membantah perseteruan antar penumpang dan sopir taksi tersebut sebagai sebuah penganiayaan, melainkan perkelahian. Kompas.com/MITA AMALIA HAPSARI Tim Kuasa Hukum sopir taksi online yang diduga menganiaya penumpang di Tambora, Jakarta Barat, Siprianus Edi Harddum membantah perseteruan antar penumpang dan sopir taksi tersebut sebagai sebuah penganiayaan, melainkan perkelahian.
Di sisi lain, menurut versi GJ, ia hanya melakukan pembelaan diri. Menurut pengacara GJ, NT memukul dia duluan dengan tangan kanan.

Baca juga: Polisi Tangkap Sopir Taksi Online yang Aniaya dan Lecehkan Penumpang di Tambora

"Karena tangannya dipegang (oleh GJ, lantaran ingin mencegat dan meminta uang ganti rugi lebih), NT seperti berontak dan memukul GJ pakai tangan kanan. Mengenai kepala GJ bagian kiri. Karena dipukul seperti itu, GJ geregetan lalu pegang pipi NT," kata Siprianus.

"Karena pipinya dipegang, NT menyerang memukul GJ. GJ berusaha menghindar dengan jalan mundur, sambil membalas pukulan NT. Saat membalas inilah, tangan kiri GJ mengenai pelipis kanan NT yang menyebabkan luka di pelipis kanan NT," ungkap Siprianus.

Saat melangkah mundur itu juga, kata Siprianus, lutut GJ mengenai tangan NT yang kemudian menyebabkan tangan NT terluka.

GJ merasa dikeroyok dan diinjak

Saat adik NT datang lantaran tak terima kakaknya terluka, GJ mengaku, laki-laki itu langsung menyerangnya.

"Lelaki itu langsung menyerang DJ. DJ langsung piting kepala pria itu dengan lengan kanan. Maka terjadinya gelut, dan keduanya jatuh ke jalan yang beraspal," kata Siprianus.

Saat bergelut itu, GJ mengingat ada lebih dari satu orang yang menyerangnya. Ia mengaku dikeroyok. Bahkan, ada orang yang menginjak kepalanya.

Baca juga: Muntah di Perjalanan, Penumpang Perempuan Ditendang, Dihina, dan Dilecehkan Sopir Taksi Online di Tambora

"Saat itu, GJ merasa ada yang menginjaknya sehingga kepala bagian kanan luka memar dan lengan kanan dan kiri serta lutut luka," kata dia.

Selain itu, Siprianus juga menceritakan bahwa kliennya menerima ancaman pembunuhan leeat pesan singkat. Ancaman itu datang dari seseoranng yang mengaku aparat tentara dan juga keluarga NT.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Megapolitan
Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Megapolitan
Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com