"MS datang untuk menagih sejumlah utang Rp 350.000 terhadap CS ini," kata Sarly.
Baca juga: Sindir Giring lewat Nidji, Gaya Komunikasi Politik Anies Dinilai Mirip Jokowi
Namun, CS tidak bisa melunasi utangnya karena belum memiliki uang. CS pun mengaku langsung dipukul di bagian kepala oleh MS yang tersulut emosi.
Tak terima dipukul, CS kemudian membalas sehingga keduanya adu jotos. Duel keduanya makin panas setelah MS menggunakan senjata tajam.
"Menurut keterangan dari CS, korban yang meninggal ini mengambil pisau terlebih dahulu kemudian menyabet bagian tubuh CS," ucap Sarly.
Pisau yang diambil korban merupakan pisau yang ada di lokasi kejadian, yakni pisau yang biasa digunakan sehari-hari oleh CS untuk berjualan. Kemudian, CS membalas korban dengan mengambil parang yang ada di situ, lalu membacok leher MS hingga ia terkapar.
MS langsung tewas akibat luka sabetan di lehernya.
"Kita belum dapatkan hasil visum dari dokter, namun secara kasat mata yang mematikan itu sabetan di leher," kata Sarly.
Akibat perbuatannya itu, CS terancam dijerat Pasal 351 KUHP ayat (3) dan atau Pasal 338 KUHP dengan ancaman hukuman paling lama 15 tahun.
Pelaku jarang bersosialisasi
Seorang warga sekitar berinisial M (53) mengaku tidak begitu mengenal pelaku. M mengatakan, pelaku jarang bersosialisasi dengan warga sekitar.
"Saya asli orang sini sih, selama ini enggak pernah ada kejadian begini. Saya enggak kenal pelaku, di sini dia (pelaku) belum ada dua bulanan," ujar M di sekitar lokasi kejadian, Selasa.
Dia menambahkan, pelaku merupakan warga pendatang yang bekerja sebagai tukang gorengan.
"Tukang dagangnya jarang sosialisasi, denger-denger belum izin juga ke RT. Keluar cuma pas bawa gerobak doang jualan. Untuk bertetangga dia jarang," ungkapnya.
Baca juga: Tak Hanya Apindo, Anies Juga Digugat 2 Perusahaan Terkait UMP DKI
M menuturkan, saat kejadian, ia sedang mengantar anaknya berangkat sekolah. Istri M kemudian meneleponnya, mengatakan ada pembunuhan.
"Terus saya pulang, ternyata bener ada kejadian kayak begitu," ucapnya.
Saat melihat TKP, M mengaku melihat pelaku dan korban sudah terkapar dan berlumuran darah.
"Yang pasti sih kaget, serem, ngeri aja gitu namanya pembunuhan. Memang pas saya lihat terduga pelaku sudah sekarat. Pas saya foto, dia bilang enggak kuat, nih enggak kuat, tolong," kata M.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.