Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/02/2022, 07:29 WIB
Joy Andre,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sempat menyinggung soal prediksi Jakarta tenggelam dalam kurun 10 tahun ke depan.

Hal ini ia sampaikan saat berpidato mengenai isu pemanasan global di Kantor Direktur Intelijen Nasional AS pada 27 Juli 2021.

Dia menuturkan, prediksi tenggelamnya Jakarta akibat kenaikan permukaan air laut.

"Apa yang terjadi di Indonesia, jika perkiraannya benar, bahwa dalam 10 tahun ke depan mereka mungkin harus memindahkan ibu kotanya (Jakarta) karena akan tenggelam," kata Biden.

Baca juga: Cegah Jakarta Tenggelam, Anies Mulai Larang Pemakaian Air Tanah per 1 Agustus 2023

Dikutip dari pemberitaan Kompas.id, hasil riset pada 2010 menyebutkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta belum memiliki kebijakan yang secara khusus disesuaikan dengan perubahan iklim.

Riset tersebut dilakukan oleh ahli perencanaan wilayah dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Profesor Tommy Firman, bersama tiga kolega peneliti dari Badan Pusat Statistik, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan Universitas Indonesia.

Para ahli menilai DKI masih kekurangan kebijakan atau program adaptasi perubahan iklim yang berdampak lebih luas, seperti menahan laju amblesan tanah.

Firman dkk juga merujuk pada studi Yusuf dan Fransisco (2009) yang menyebut Jakarta Pusat dan Jakarta Utara sebagai tempat paling rentan di Asia Tenggara.

Jakarta Pusat paling berisiko banjir. Sementara Jakarta Utara rentan kebanjiran yang dipicu curah hujan dan limpasan pasang air laut.

Melalui siaran pers pada 3 Februari 2021, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) membahas permasalahan terkait penurunan tanah (land subsidence) di beberapa kota besar di Asia, termasuk Jakarta.

Menurut BPPT, penurunan tanah terjadi akibat tekanan lingkungan dari pembangunan perkotaan.

Saat itu, Direktur Pusat Teknologi Reduksi dan Resiko Bencana (PTRRB) BPPT M Ilyas mengatakan, DKI dengan segala jenis kegiatan dan permukiman penduduk, mengalami permasalahan penurunan muka tanah selama 50 tahun terakhir.

Baca juga: Anies Gandeng Tiga Menteri Jokowi untuk Cegah Jakarta Tenggelam

Koordinator Geologi Lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Wahyudi Memet menjelaskan, setidaknya ada tiga faktor yang menyebabkan tanah mengalami penurunan.

Pertama, proses atau aktivitas vulkanik dan tektonik, siklus geologi, dan adanya rongga di bawah permukaan tanah. Kemudian, ada pengambilan bahan cair dari dalam tanah seperti air tanah atau minyak bumi.

Selain itu, terdapat beban berat di permukaan, seperti struktur bangunan, sehingga lapisan tanah di bawahnya mengalami kompaksi atau konsolidasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com