DEPOK, KOMPAS.com - Penyebaran virus corona di Kota Depok semakin mengkhawatirkan. Persentase kasus positif atau positivity rate mengalami peningkatan yang signifikan.
Menurut Wali Kota Depok Mohammad Idris, dalam siaran persnya, positivity rate pada periode 17 hingga 23 Januari tercatat 4,36 persen. Angka tersebut melonjak menjadi 12,63 persen pada periode 24 sampai 30 Januari 2022.
"Data positivity rate (PR) mengalami tren peningkatan," kata Idris, Rabu (2/2/2022).
Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Pasien yang Dirawat di RSUD Depok Naik Hampir 4 Kali Lipat
Selain itu, infeksi Covid-19 tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tetapi juga dialami bayi dan anak-anak.
Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok Devi Mayori mengungkapkan, saat ini ada 19 pasien positif Covid-19 yang dirawat. Dari 19 pasien tersebut, satu di antaranya merupakan bayi.
Devi mengatakan, bayi tersebut dirawat di RSUD Kota Depok sejak Selasa (1/2/2022).
"Ini ada anak-anak yang terkena. Kemarin varian Delta enggak terlalu banyak (pasien anak). Nah, ini ada anak-anak yang terkena, bahkan bayi," kata Devi saat dihubungi, Rabu (2/2/2022).
Namun, Devi, belum bisa memastikan varian virus yang menginfeksi bayi tersebut.
Menurut dia, pihak RSUD Depok masih menunggu hasil pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) untuk mengetahui varian virus yang menginfeksi pasien.
"Belum diketahui, karena kami sedang mengirim WGS test-nya ke laboratorium kesehatan daerah (labkesda) provinsi," tutur Devi.
Baca juga: 19 Pasien Covid-19 Dirawat di RSUD Kota Depok, Satu di Antaranya Bayi
Devi pun mengimbau masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan dalam memutus penyebaran Covid-19. Apalagi, varian Omicron lebih cepat menular.
"Masyarakat jangan terlena dengan landainya kasus kemarin. Sekarang sudah masuk varian baru dan varian ini sangat cepat sekali menular," tutur dia.
"Jadi masyarakat kami imbau tetap perhatikan dan terapkan prokes. Jangan lengah, karena Covid-19 yang sekarang varian Omicron lebih cepat menular dibandingkan varian lainnya," ujar Devi.
Klaster sekolah
Sebelumnya, kasus Covid-19 juga ditemukan di satuan pendidikan jenjang taman kanak-kanak (TK).
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Depok Dadang Wihana mengatakan, TK tersebut telah menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen untuk sementara.
"TK sudah ada kasus, ini kekhawatiran kami. Karena untuk TK ini, mereka rata-rata belum divaksin karena syarat vaksin itu belum memenuhi," kata Dadang saat dihubungi, Senin (31/1/2022).
Baca juga: Satgas Kota Depok Temukan Kasus Covid-19 di Taman Kanak-kanak
Dadang mengatakan, salah satu faktor yang tak bisa dihindari saat PTM 100 persen yakni protokol menjaga jarak antarsiswa.
Menurut Dadang, kapasitas kelas biasanya diisi oleh 32 hingga 38 peserta didik, sehingga sulit untuk mengatur jarak atau menerapkan social distancing.
Adapun kasus Covid-19 di TK tersebut diketahui berawal dari guru yang terkonfirmasi positif.
"Terutama untuk TK itu berasal dari gurunya yang positif dan menularkan kepada anak-anaknya," ujar Dadang.
Selain TK, saat ini tercatat ada 33 sekolah di Kota Depok yang menghentikan sementara PTM dengan kapasitas 100 persen.
Sekolah yang menghentikan kegiatan belajar tatap muka terdiri dari 17 SMA, 3 SMP, dan 13 SD.
Baca juga: 34 Sekolah di Depok Hentikan PTM, Satgas Temukan 239 Kasus Covid-19
Dadang menuturkan, pihaknya telah menemukan 239 kasus Covid-19 di lingkungan sekolah. Penularan virus corona terjadi pada peserta didik dan tenaga pendidik atau guru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.