Di museum ini terdapat beberapa tempat seperti ruang pamer olahraga berprestasi, ruang atlet-atlet yang mengharumkan nama bangsa, serta ruang yang memamerkan alat olahraga mulai dari tradisional hingga yang modern.
Di sini pengunjung juga bisa belajar mengenai sejarah olahraga di Indonesia. Museum ini buka dari jam 06.00 - 18.00 WIB. Harga tiket masuknya hanya sebesar Rp 2000 per orang
Museum ini menceritakan tentang segala sesuatu tentang suku Asmat. Tampak dari bentuk bangunannya saja menyerupai model rumah Kariwari, yang merupakan rumah pemujaan suku Tobati-Enggros, penduduk asli di tepi Danau Sentani, Papua.
Di museum ini juga terdapat aneka macam pakaian adat dan perhiasan, diorama mata percaharian hidup dan transportasi yang digunakan suku Asmat.
Untuk ke sini, pengunjung bisa datang dari jam 09.00 - 19.00 WIB. Setiap orangnya akan dikenakan biaya masuk sebesar Rp 10.000.
Baca juga: Sejarah Pariwisata Bali dari Masa Kolonial hingga Badai Pandemi
Di museum satu ini terdapat berbagai jenis peraga tentang kemajuan ilmu teknologi. Nantinya pengunjung akan menyaksikan banyak alat peraga yang dapat dimainkan secara langsung.
Museum satu ini banyak menjadi tempat wisata edukasi untuk para pelajar khususnya yang ingin belajar sains dan teknologi.
Untuk masuk ke sini pengunjung bisa datang di jam buka dari pukul 08.00 - 15.00 WIB. Per orangnya dikenakan biaya Rp 27.500.
Museum ini terletak di kawasan Pondok Gede. Cek di sini untuk detail lokasinya.
Tempat bersejarah ini dahulunya merupakan tempat pembuangan para korban Gerakan 30 September (G30S). Oleh pemerintah Orde Baru, area ini dijadikan museum yang memuat sejarah G30S versi pemerintah Orde Baru.
Banyak diorama, patung hingga replika sumur yang mengubur tujuh jenderal besar yaitu Jenderal Ahmad Yani, Mayjen TNI Raden Suprapto, Letjen S. Parman, Letjen M.T. Haryono, Mayjen D.I. Panjaitan, Mayjen Sutoyo Siswomiharjo, Brigjen Katamso, Kapten (Anumerta) Pierre Tendean.
Selain itu terdapat Monumen Pancasila Sakti. Di sini pengunjung juga dapat melihat foto-foto, hasil visum, serta barang-barang milik tujuh pahlawan revolusi yang gugur di Lubang Buaya.