Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Museum di Jakarta Timur

Kompas.com - 18/02/2022, 02:15 WIB
Tari Oktaviani,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Di museum ini terdapat beberapa tempat seperti ruang pamer olahraga berprestasi, ruang atlet-atlet yang mengharumkan nama bangsa, serta ruang yang memamerkan alat olahraga mulai dari tradisional hingga yang modern.

Di sini pengunjung juga bisa belajar mengenai sejarah olahraga di Indonesia. Museum ini buka dari jam 06.00 - 18.00 WIB. Harga tiket masuknya hanya sebesar Rp 2000 per orang


Museum Asmat

Museum ini menceritakan tentang segala sesuatu tentang suku Asmat. Tampak dari bentuk bangunannya saja menyerupai model rumah Kariwari, yang merupakan rumah pemujaan suku Tobati-Enggros, penduduk asli di tepi Danau Sentani, Papua.

Di museum ini juga terdapat aneka macam pakaian adat dan perhiasan, diorama mata percaharian hidup dan transportasi yang digunakan suku Asmat.

Untuk ke sini, pengunjung bisa datang dari jam 09.00 - 19.00 WIB. Setiap orangnya akan dikenakan biaya masuk sebesar Rp 10.000.

Baca juga: Sejarah Pariwisata Bali dari Masa Kolonial hingga Badai Pandemi

Museum IPTEK

Museum IPTEK TMIIMuseum IPTEK TMII Museum IPTEK TMII

Di museum satu ini terdapat berbagai jenis peraga tentang kemajuan ilmu teknologi. Nantinya pengunjung akan menyaksikan banyak alat peraga yang dapat dimainkan secara langsung.

Museum satu ini banyak menjadi tempat wisata edukasi untuk para pelajar khususnya yang ingin belajar sains dan teknologi.

Untuk masuk ke sini pengunjung bisa datang di jam buka dari pukul 08.00 - 15.00 WIB. Per orangnya dikenakan biaya Rp 27.500.

Museum Lubang Buaya

Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur DOK. Shutterstock Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur DOK. Shutterstock

Museum ini terletak di kawasan Pondok Gede. Cek di sini untuk detail lokasinya.

Tempat bersejarah ini dahulunya merupakan tempat pembuangan para korban Gerakan 30 September (G30S). Oleh pemerintah Orde Baru, area ini dijadikan museum yang memuat sejarah G30S versi pemerintah Orde Baru.

Banyak diorama, patung hingga replika sumur yang mengubur tujuh jenderal besar yaitu Jenderal Ahmad Yani, Mayjen TNI Raden Suprapto, Letjen S. Parman, Letjen M.T. Haryono, Mayjen D.I. Panjaitan, Mayjen Sutoyo Siswomiharjo, Brigjen Katamso, Kapten (Anumerta) Pierre Tendean.

Selain itu terdapat Monumen Pancasila Sakti. Di sini pengunjung juga dapat melihat foto-foto, hasil visum, serta barang-barang milik tujuh pahlawan revolusi yang gugur di Lubang Buaya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com