Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikuti Aksi Pedagang Daging, RPH di Tangsel Bakal Mogok 28 Februari-4 Maret

Kompas.com - 26/02/2022, 11:34 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Usaha Rumah potong Hewan (RPH) yang ada di Tangerang Selatan turut mendukung aksi para pedagang daging sapi untuk terlibat dalam aksi mogok selama lima hari.

Aksi itu rencananya akan berlangsung mulai Senin, 28 Februari hingga Jumat, 4 Maret 2022.

"Kalau kita sifatnya hanya berpartisipasi saja," ujar Pengelola Usaha Rumah Potong Hewan (RPH) Tunas Karya Muhammad Ade Suwandi saat dihubungi, Sabtu (26/2/2022).

Ia mengaku mengetahui informasi tersebut dari edaran surat yang dikeluarkan oleh Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI).

Surat yang ditujukan kepada seluruh pedagang daging sapi dan daging beku (frozen) se-Jabodetabek tersebut berisi imbauan untuk turut berpartisipasi dalam aksi mogok selama lima hari pekan depan.

Baca juga: Kenaikan Harga Daging Sapi, Perkiraan Harga Jelang Lebaran dan Respons Pemerintah

Pria yang akrab disapa Wandi ini mengatakan bahwa harga jual daging sapi karkas (sapi yang sudah dipotong RPH) kepada pedagang saat ini mencapai Rp 107.000 per kg hingga Rp 110.000 per kg.

Harga tersebut naik Rp 5.000 sejak dua minggu lalu dari sebelumnya hanya Rp 102.000 hingga Rp 105.000.

Bahkan sebelum pandemi Covid-19 harga daging sapi karkas masih berkisar Rp 85.000 per kg. Harga kemudian terus mengalami kenaikan hingga saat ini.

Oleh karena itu, ia berharap agar pemerintah dapat mengendalikan harga daging sapi lokal yang ada di Indonesia.

Jika tidak bisa turun harga, setidaknya Wandi berharap agar harga daging sapi saat ini stabil. Mengingat sebentar lagi akan memasuki bulan puasa Ramadhan juga Hari Raya Idul Fitri dimana harga daging sapi kemungkinan akan kembali melonjak seperti biasa.

Baca juga: Harga Cabai, Minyak Goreng, dan Daging Naik, Faktor Impor hingga Cuaca

"Sebagai RPH berharap harganya turun normal, seperti biasa biar pedagang jualnya ke konsumen enak. Pembeli terjangkau, jangan terlalu tinggi apalagi di masa pandemi sulit, ekonomi sulit, bahan pangan sulit kalau bisa turun harga," tutur Wandi.

"Atau enggak harganya stabil, jangan naik terus apalagi mau puasa mau lebaran jangan sampai naik lagi," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com