Kepala Pos Dishub Bulak Kapal, Bekasi, Deni Setiawan mengatakan, pihaknya menerima laporan rambu jatuh pada pukul 13.00 WIB.
"Kami arahkan teman ke sana (TKP), posisinya sudah ada korban dan reklame posisinya sudah dipinggirkan, dan korban pun dipinggirkan. Selanjutnya, korban kami bawa ke Rumah Sakit Graha Juanda, dan ketika di Rumah Sakit, pengemudi tersebut dinyatakan meninggal dunia," ujar Deni.
Baca juga: Angin Kencang Landa Bekasi, Pohon Tumbang hingga Pengemudi Ojol Jadi Korban Tewas
Deni menyebutkan, selain pengemudi ojol, ada korban lain yang mengalami luka-luka di bagian kaki. Namun, korban tersebut tidak sampai harus kehilangan nyawa.
Penjelasan BMKG soal penyebab angin kencang
BMKG memberikan penjelasan soal fenomena cuaca ekstrem pada akhir pekan lalu. Dikutip dari Instagram @infoBMKG, angin kencang yang melanda wilayah Jakarta dan sekitarnya itu berasal dari embusan awan Cumulonimbus (Cb).
Berdasarkan penjelasan BMKG, awan Cb sejajar dan membentuk pola garis lurus yang membentang dari utara-selatan dan bergerak memasuki daerah Banten, Jabodetabek, hingga Jawa Barat.
Hal itu diketahui dari pantauan citra radar dan citra satelit BMKG.
"Angin kencang dengan kecepatan lebih dari 25 knot ini, berasal dari embusan angin dari dalam awan Cumulonimbus yang awalnya bergerak dari Samudra Hindia barat Banten ke arah timur, hingga akhirnya memasuki wilayah Jabodetabek," dikutip dari Instagram BMKG.
BMKG juga memaparkan bahwa dampak yang dirasakan bisa berupa hujan ringan, sedang, hingga lebat yang disertai angin kencang serta kilat atau petir dengan durasi singkat di daerah yang dilaluinya.
"Pola-pola ini umumnya terjadi di siang dan sore hari, sehingga perlu menjadi perhatian masyarakat dalam periode Maret hingga April, yang merupakan periode peralihan musim di Indonesia," tulis BMKG.
BMKG menjelaskan, peristiwa angin kencang ini berpotensi masih terus terjadi di sejumlah wilayah terutama di wilayah Jabodetabek.
Baca juga: Angin Kencang di Jabodetabek Berasal dari Awan Cumulonimbus, Ini Kata BMKG
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.