Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terapkan Metode Hybrid, Murid SMPN 1 Tangerang PTM dan PJJ Bersamaan

Kompas.com - 07/03/2022, 11:35 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Tangerang, Kota Tangerang, mulai menerapkan metode pembelajaran secara hybrid pada Senin (7/3/2022).

Penerapan pembelajaran hybrid dilakukan untuk mendukung proses pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang mulai diterapkan pada Senin ini.

Kepala SMPN 1 Tangerang Mulyono menjelaskan, hybrid merupakan pembelajaran yang menggabungkan PTM (luring) dan pembelajaran jarak jauh (PJJ/daring).

Baca juga: Pemkot Depok Tawarkan Dua Opsi Pelaksanaan PTM 50 Persen, Ada Metode Shift dan Hybrid

Pada penerapannya, sebanyak persen murid SMPN 1 Tangerang mengikuti PTM dan sisanya mengikuti PJJ dari rumah.

Dengan demikian, murid di sekolah dan di rumah menerima materi belajar yang sama serta pada jam yang sama.

"Kita melakukan hybrid. Jadi pada saat kita PTM langsung, sisa 50 persen siswa juga mengikuti proses pembelajaran bersamaan di rumah," papar Mulyono saat ditemui, Senin.

Baca juga: IDAI Rekomendasikan Anak Usia 6-11 Tahun Ikut Pembelajaran Hybrid, Ini Syaratnya

"Jadi dua-duanya berjalan," sambungnya.

Dia menyebut, sebanyak 162 murid kelas 9 mengikuti PTM terbatas pada Senin ini dan sisanya mengikuti PJJ dari rumah.

Kemudian, murid kelas 9 yang mengikuti PTM pada Selasa besok merupakan murid yang mengikuti PJJ pada Senin ini.

"Murid yang besok PTM itu anak yang beda tapi kelas 9 juga. Yang hari ini hybrid di rumah itu besok masuk," tutur Mulyono.

Baca juga: 162 Murid Ikut PTM, SMPN 1 Tangerang Siapkan Kode Bar PeduliLindungi hingga Ruang Observasi 

Para murid kelas 9 di SMPN 1 Tangerang, baik yang mengikuti PJJ atau PTM, belajar mulai pukul 08.00 WIB-10.00 WIB.

Selama satu pekan ini, secara bergantian, para murid itu mengikuti PTM mulai Senin sampai Jumat.

"Jam belajar mulai pukul 08.00 WIB-10.00 WIB. Seminggu ini belajar full mulai Senin-Jumat," sebutnya.

Di sisi lain, kata Mulyono, pihak SMP 1 Tangerang sudah menyiapkan infrastruktur penunjang PTM terbatas sebelum skema belajar ini diterapkan.

Beberapa di antaranya adalah persediaan sabun cuci tangan di setiap wastafel, alat pengecekan suhu tubuh, kode bar PeduliLindungi, dan lainnya.

Pihak sekolah juga sudah menyiapkan ruang observasi, tempat sementara untuk murid yang menunjukkan gejala Covid-19 saat mengikuti PTM terbatas.

"Di lapangan ada wastafel memiliki sabun, pengukur suhu badan dan kode bar PeduliLindungi," tutur Mulyono.

"Ada juga ruang observasi yang sifatnya hanya mengamankan sementara, selanjutnya penanganannya ada di medis, di puskesmas," sambungnya.

Menurut dia, pihak SMPN 1 Tangerang juga telah menyosialisasikan penerapan PTM terbatas kepada orangtua siswa.

Para orangtua siswa, lanjut Mulyono, memberi respons yang positif terhadap penerapan PTM terbatas ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com